Our Love Is Not A Fanfiction

Annyeong chingu 😀

Author comeback~! XDD

Ada yang kangen sama author? *reader geleng-geleng

Ah, biarlah. Sekarang author bakal nge- post FF comeback. FF comeback author kali ini adalah… YulSic! Genre yuri yang romance dan tanpa yadong, mungkin masih nggak cukup untuk mengobati rasa kangen para readers sama update-an author nista yang geje ini ==” Mianhaee *bungkuk

Yang nggak suka sama cople yuri, YulSic, SNSD, atau authornya *duesssh~!* tolong jangan dibaca + di bash ya, arraseyo? ;D

Oke deh, happy reading chingudeul~! 😀

\(^.^)/

 “Sica, ayo ikut aku ^^” ucap Yuri senang.

“Ya! Kemana kau akan membawaku, hah?” bentak Jessica pada Yuri. Mereka lalu berhenti di depan sebuah bianglala, lalu menaikinya.

“Nah, ini dia! Aku tahu kau sangat lelah setelah pekerjaan yang banyak, dan kau pasti butuh refreshing. Jadi aku mengantarmu ke taman hiburan ini untuk berkencan. Kau kan’ suka dengan bianglala… Maafkan aku karena aku telah mengedepankan pekerjaan daripada dirimu… Saat itu aku bersaha untuk profesional agar pekerjaanku cepat selesai dan bisa cepat- cepat berkencan denganmu…” tanya Yuri malu- malu.

“Lalu, yang Minho ucapkan padamu itu?” tanya Jessica lagi.

“Dia hanya curhat kalau dia menyukai Taemin… Sekali lagi maafkan aku, Jessica…” ucap Yuri pelan.

Jessica terdiam melihat Yuri. Lalu ia tersenyum sambil menangis. Yuri pun merasa sangat bingung. Ia takut Jessica tidak menyukainya.

“Waeyo, Jessica? Kau tak suka ini?” tanya Yuri sambil menyeka air mata Jessica.

“Ani, aku senang sekali. Rupanya kau masih memerhatikanku. Saranghaeyo, Yul,” ucap Jessica senang sambil memeluk Yuri. Yuri pun balas memeluk Jessica.

“Ne, nado saranghaeyo, Sica ^^” ucap Yuri lembut.

Hari itu juga, kesalahpahaman diantara mereka pun berakhir dengan kecupan manis di dalam bianglala.

THE END

“Yaaah… Ceritanya habis..” keluh Jessica yang sedang berkutat di depan laptopnya. Hari ini SNSD mendapat hari libur selama beberapa hari karena mereka sudah sangat bekrja keras untuk promosi album terbaru mereka, The Boys. Saat libur ini, para member SNSD tenggelam dalam kesibukannya masing- masing, seperti Taeyeon dan Tiffany yang dengan frontalnya pergi kencan ke Paris, kota cinta yang sontak mengundang tanya serta kesenangan bagi para SONE yang sekaligus Royal Family Shipper. Couple duo maknae, Yoona dan Seohyun merayakan annniversary 4 tahun mereka berpacaran, tapi mereka saat ini sedang pergi ke restoran. Hyoyeon yang berpacaran dengan Nicole KARA, sedang mengadakan kunjungan ke studio latihan KARA. Lain halnya dengan Sooyoung dan Sunny. Couple yang tiba- tiba mendapat julukan Selgom dan JB dari Korea karena evolusi potongan rambut Sunny ini sekarang sedang pergi memancing. Mereka memang sering berpetualang keluar dorm. Sedangkan couple YulSic? Apa yang terjadi dengan mereka? YulSic Shipper saat ini patut sedih, karena Yuri sedang mempunyai jadwal pekerjaan yang sangat padat, sedangkan Jessica sekarang ini sedang asyik membaca FF YulSic sendirian di dorm SNSD.

“Aah… FF karangan author Banana Mikan keren- keren yaa… Romance romance gituu..” ucap Jessica sambil cengengesan sendiri *author nge- fly*

“Tapi nggak ada update YulSic baru yaa… Eh, FF ini baru ya? As Twins, They Always Want The Same… Oh, itu FF Jo Twins… Liat WP laen ahh…” ucap Jessica sambil mengetikkan alamat WordPress yang ditujunya di adress bar.

soshisonefanfic.wordpress.com… Ah! Ada! Tapi postingan lama ya… Ah, baca aja deh…”

Jessica pun membaca salah satu FF yang ada di WordPress itu, yang berjudul Slow But Sure, lalu Slow But Sure 2. Tiba- tiba saja chapternya mentok (?) dan belum ada lanjutannya.

“Yaaaa… WP lain deh… soshiyoonhyunshipper.wordpress.com… Eh, ada drabble… Liat ah :D” ucap Jessica girang. FF itu berisi tentang FF Royal Drabble *3*. Jessica hanya membaca sekilas untuk TaeNy dan YoonHyun, tapi begitu YulSic, ia langsung membaca dengan serius. Lalu dia tersenyum- senyum sendiri. Ia lalu tertegun sebentar.

“Tunggu… Couple apa ini? HyoThor? ==” ucap Jessica sambil membacanya. Tiba- tiba dia tertawa tergelak- gelak.

“KYAAAAHAHAHAHAHAAA~ Ini author Winny HI yaa? Hahaha… Lucu banget FF nya~ Bookmark… Bookmark…” ucap Jessica sambil membookmark alamat wordpress itu di laptopnya, kemudian ia mencari FF YulSic lainnya.

Tiba- tiba terdengar suara pintu kamarnya dibuka. Jessica cepat- cepat meminimize layar Mozilla Firefox nya. Rupanya pintu itu dibuka oleh Hyoyeon.

“Ya, kau masih suka baca FF YulSic yadong ya?” ledek Hyoyeon pada Jessica.

“Ani, hari ini aku nggak baca FF yadong kok! Aku hanya baca FF karangan author Banana Mikan, Winny HI, sama author Kkabnyss! Nggak baca yadong :P” bantah Jessica.

“Jjinjja? Tapi aku lihat history- mu, kemaren malam kamu banyak baca FF yadong YulSic :P” ledek Hyoyeon lagi. Kali ini Jessica hanya menjulurkan lidahnya tanda ia kalah.

“Oh ya, bilang sama author Kkabnyss dong, suruh lanjut JYTWA nya =3= Aku nunggu lama banget ga lanjut- lanjut. Sama author Banana Mikan tuh, nggak ada update terus, author Winny HI juga…” ucap Hyoyeon lagi sambil duduk di sebelah Jessica.

“Oke deh… Nanti aku komen di WP mereka… Tapi kan’ katanya mereka bertiga hiatus gara- gara ulangan… Maklumlah masih kecil…” ucap Jessica. Kali ini ia melanjutkan browsing FF lagi.

“Oh iya ya… Udah deh… Kalo mau baca FF yadong lagi, aku nggak akan ganggu kok 😉 Asal kau jaga dorm aja ya?” ucap Hyoyeong lagi, “Aku mau dating sama Nicole :D”

“Huu =3= Aku juga mau dating…” rengek Jessica.

“Besok kayaknya kau udah bisa dating deh… Yul besok pulang jam 15.00. Kalau mau, kau jemput dia aja di Incheon. Dia lagi ada job di England kan?” tanya Hyoyeon.

“Ne… Semoga aja besok manager eonnie bolehin aku bawa mobil… Udah lama nih aku nggak bawa mobil :)” ucap Jessica.

“Kalau bawa mobil, kau jangan tidur ya. Aku berangkat dulu ya, Sica. Annyeong higaseyo~” ucap Hyoyeon sambil menutup pintu kamar Jessica.

“Neee~! Jangan lupa tutup pintu!” teriak Jessica. Lalu ia melanjutkan membaca FF lagi hingga SooSun, YoonHyun, dan Hyoyeon kembali datang pada jam 22.00.

“Oy Sica, besok Yul pulang kan? Kau tidurlah. Manager eonnie sudah memberi izin buatmu untuk menjemputnya,” teriak Sooyoung dari luar kamar.

“Yaaa~!” teriak Jessica dari dalam kamar. Saat ini ia sedang asyik membaca FF lainnya.

“Sica baby, aku ada membelikan oleh- oleh untukmu. Ini,” ucap Yuri sambil memberikan sebuah gelang manis yang bertuliskan inisial YR ❤ JS.

“Waah… Yuri- yaa… Kau manis sekali… Gomapta ^^” ucap Jessica malu- malu. Tiba- tiba Yuri meraih tangan Jessica dan mencium cepat pipi Jessica. Lalu ia memasangkan gelang itu di tangan kanan Jessica.

“Y… Yul…” ucap Jessica gugup.

“Kau manis sekali, Sica… Padahal kita sudah lama berpacaran, tapi kau masih suka gugup begitu :P” goda Yuri.

“Aaaah~! Kau ini, Yuri- yaa…”

Yuri meraih tangan kanan Jessica dan mencium punggung tangannya.

“Sica… Aku janji akan selalu menjagamu :)” ucap Yuri.

Jessica lalu mengangguk senang.

“Gomapta, Yul… Saranghaeyo…”

“Nado…”

“WOOOY~! SUDAH KUBILANG TIDUUUUR!” teriak Sooyooung yang saat ini sudah berdiri di belakang Jessica yang masih berkutat dengan laptopnya. Jessica pun buru- buru mengemasi laptopnya dan tidur. Sooyoung sangat heran, baru kali ini Jessica sulit disuruh tidur. Padahal dia biasanya tidur dimanapun dia suka.

‘Apa karena tak ada Yul di sisinya, jadi dia tak merasa aman untuk tidur sembarangan?’ gumam Sooyoung dalam hatinya.

“Aah… Sudahlah… Whatever~ Aku mau ke kamar My Lovely Sunsun dulu~” ucap Sooyoung sambil ngeloyor pergi dari kamar tidur Jessica, yang mana pemilik kamarnya kini sudah tertidur dengan pulas.

The next day…

“SICAAAAAAAAAA~! Ini udah jam 14.00! mau tidur sampai kapan! Kau kan’ mau jemput Yul!” teriak Sooyoung di telinga Jessica yang akhirnya terlonjak kaget, langsung mandi, makan roti, dan menyambar kunci mobilnya. Ia lalu pergi menjemput Yuri tanpa pamit. Semua penghuni dorm hanya geleng- geleng kepala.

“Oh ya Soo, kau sudah bilang pada Sica belum kalau pesawat Yuri di pending sampai jam 16.00?” tanya Sunny pada Sooyoung.

“Ah! Belum, chagi! Aku lupa!” ucap Sooyoung sambil menepuk jidatnya sendiri.

“Aish, Soo! Jangan panggil aku chagi! Aku tak suka! >.<” bentak Sunny sambil meninju bahu Sooyoung. Sooyoung pun mengaduh kesakitan. YoonHyun Couple tak menggubris tingkah eonniedeulnya itu, mereka masih sibuk bersiap- siap pergi ke bioskop untuk menonton film Keroro 3D The Movie.

“Ya, kalian semua! Aku mau ke studio latihan Nicole baby dulu ya? Annyeong higaseyo~” ucap Hyoyeon.

“Chagi, gimana kalau kita jalan- jalan lagi?” tanya Sooyoung pada Sunny, “Biar saja Sica berduaan sama Yul, mereka kan’ udah lama kepisah. Gimana?”

“Hmmm… Oke juga, Soo… Ayo, duo maknae, kalian juga sekalian keluar. Kunci cadangan dorm ada sama masing- masing member, kan?” tanya Sunny pada Yoona dan Seohyun.

“Ne, eonnie,” ucap mereka berdua degan kompak. Lalu, bertebaran keluarlah semua member SNSD, kembali dengan kesibukan mereka masing- masing.

Incheon International Airport

“Haah… Akhirnya sampai juga,” ucap Jessica dengan nafas terengah- engah. Sekarang ini dia sedang berlari melintasi lapangan parkir mobil untuk menuju ke bandara. Ia pun lalu menunggu di ruang tunggu di airport. Sambil menunggu, dia membaca lanjutan FF yang dibacanya kemarin, tapi diganggu oleh Sooyoung.

1 jam sudah berlalu. Jessica mulai cemas. Yuri yang dicarinya tak kunjung datang.

‘Mana Yul? Apa pesawatnya pending? Tapi kenapa ia tak memberikan informasi padaku?’ gumam Jessica dalam hati. Sekarang ia tak bisa berkonsentrasi membaca FF. Di dalam pikirannya hanya ada Yuri. Tiba- tiba ia melihat Yuri dari kejauhan. Jessica pun langsung menghampiri Yuri dan memeluknya.

“Yuri- yaa… Aku merindukanmu~” ucap Jessica senang. Tapi Yuri malah melepaskan pelukan Jessica. Jessica pun menjadi bingung.

“Yuri- yaa?” tanya Jessica bingung, “Kau sakit?”

“Ayo pulang…” ucap Yuri sambil menarik tangan Jessica, “Dimana manager eonnie?”

Jessica hanya terdiam.

“Tak ada, aku yang membawa mobil kesini,” ucap Jessica. Lalu mereka berdua terdiam. Begitu terus sampai di parkiran, di dalam mobil, dan di dorm.

At SNSD dorm

“Yul, kau ada bawain sesuatu buat aku nggak?” tanya Jessica malu- malu.

“Mian, Sica. Aku nggak ada bawa apa- apa. Soalnya aku sibuk banget disana, maaf ya,” ucap Yuri singkat sambil mengeluarkan barang- barangnya dari koper. Jessica hanya menggembungkan pipinya tanda kecewa. Ia pikir Yuri akan memberinya kejutan seperti dalam FF yang dia baca. Rupanya dugaannya salah.

‘Sica, bisa jadi ia memberimu kejutan. Seperti di FF author Banana Mikan!’ gumam Jessica dalam hati.

“Yul, malam ini ada acara?” tanya Jessica pelan.

“Ani, wae?” tanya Yuri balik.

“Emmm… Begini… Mau nggak kamu nemenin aku ke taman bermain? Aku mau main bianglala~” rengek Jessica pada Yuri.

“Main, aku capek Sica. Besok saja ya?”

Tiba- tiba Jessica cemberut. Tampak sekali ekspresi tidak senang dari wajah manisnya. Yuri pun menjadi bingung.

“Mwo, Sica? Nuguya?” tanya Yuri pada Jessica. Jessica lalu berlari ke kamar dan menutup pintunya dengan keras. Yuri mencoba menahannya, tapi terlambat. Jessica telah mengunci pintu kamarnya.

“Sica! Sica! Buka pintunya~!” teriak Yuri.

“Tak ada orang!” teriak Jessica dari dalam kamar. Yuri pun semakin bingung.

“Sica! Waeyo? Kenapa kau tiba- tiba marah?” tanya Yuri lagi. Tapi kali ini Jessica tidak menjawab. Pintu itu terus terkunci hingga YoonHyun, SooSun, dan Hyoyeon pulang ke dorm SNSD.

“Yuri eonnie, waeyo?” tanya Seohyun pada Yuri yang masih mengetuk- ngetuk pintu kamar Jessica.

“Ini, Seo… Sica eonnie nggak mau bukain pintu buat Yul eonnie… Aduuuh… Padahal eonnie gak tau loh, eonnie salah apa sama dia…” keluh Yuri pada Seohyun.

“Ooh… Kira- kira Sica eonnie kenapa yah…” pikir Seohyun, “Ah! Mungkin dia kangen banget sama Yul eonnie, jadi mungkin Sica eonnie mau manja- manjaan sama Yul eonnie…”

“Hmm… Bener juga ya?” pikir Yuri.

“Hiyaaaa Yuri… Sica ngambek!” ledek Sooyoung pada Yuri.

“Aih, kau ini! Jangan memperburuk suasana, Soo!” bentak Yuri.

“Uups… Maaf deh… Oh ya, jangan- jangan dia ngambek gara- gara baca FF itu :D” ucap Sooyoung.

“Mwoya? FF apa?” tanya Yuri.

“Waktu kau pergi, kami semua kan’ pergi kencan… Dia suka baca FF YulSic sendirian di rumah, FF romance lah, apa lah… Malahan FF yadong pun dia baca saking kangennya sama kamu,” ucap Sooyoung sambil menempeleng pelan kepala Yuri.

“Mwoya… Dia… Segitu kangennya sama aku?” tanya Yuri.

“Ya iyalah, Yul baboo… Aku aja nggak ketemu Nicole sehari aja serasa neraka =3=” sambung Hyoyeon dari kejauhan.

“Iya, kita pasti bakal kangen setengah mati kalau nggak bisa ketemu sama pasangan kita :)” ucap Sunny yang kemudian dirangkul oleh Sooyoung.

“Ne, sebaiknya kau bujuk Sica eonnie baik- baik ^^” ucap Yoona.

“Gomapta, teman- teman :’)” ucap Yuri senang. Tekadnya pun semakin kuat uuntuk meluluhkan hati Jessica. Ia lalu mengetuk pintu itu lagi. Tapi kali ini ketukannya lebih lembut.

“Sica baby, buka pintunya…” ucap Yuri dengan suara husky nya. *author nosebleed

Perlahan pintu itu dibuka. Tampaklah Jessica yang mengintip dari balik pintu.

“Sica baby, mianhae… Hari ini aku capek sekali… Mungkin… Pertemuan kembali kita nggak seromantis cerita- cerita di FF, atau aku pun nggak bisa memberikankamu barang yang indah seperti yang kau baca di FF itu… Tapi… Kau harus tahu, biarpun kisah cinta kita tak selalu mulus, aku tetap akan selalu mencintaimu. Kau tahu? Kalau tidak ingat ada kau yang menungguku di Seoul, mungkin aku akan bunuh diri di England karena rindu padamu. Kota indah pun serasa neraka kalau nggak ada kamu ;)” gombal Yuri pada Jessica.

“Woi, itu kata- kataku!” teriak Hyoyeon dari kejauhan. Melihat itu, Jessica tertawa kecil sambil meninju bahu Yuri.

“Awww… Neomu apphayeo~ >.<” ucap Yuri sambil mengelus- elus bahunya.

Tiba- tiba Jessica memeluk Yuri dengan lembut. Semua member SNSD yang ada disana sangat kaget melihat tingkah frontal Jessica.

“Si… Sica…” ucap Yuri gugup.

“Yuri- yaa… Mianhae, aku terlalu egois… Aku selalu mengharapkan kisah cinta yang indah akan terjadi pada kita berdua suatu saat nanti, tanpa memikirkan kondisimu yang saat ini sedang lelah… Maafkan aku ya, Yuri- yaa…” ucap Jessica lembut, “Tapi…”

Jessica melepaskan pelukannya dengan cepat, lalu menunjuk tepat di wajah Yuri.

“Darimana kau tahu kalau aku suka membaca FF YulSic, Kwon Seobang?” bentak Jessica dengan gaya ahjummanya yang galak, tapi menurut Yuri, sebenarnya gaya seperti itu sangat cute dan pas untuk Jessica. Yuri pun bergidik ngeri melihat perubahan mood Jessica yang cepat.

“Eh?! I… Itu… Sooyoung yang memberitahuku tentang hal itu, hehehe… :D” ucap Yuri. Tatapan tajam Jessica pun beralih ke arah Sooyoung.

“CHOI SOOYOUNG! I’LL GOT YOUUUU~!” teriak Jessica.

Tiba- tiba saja ada yang mengetuk pintu dorm SNSD. Otomatis Sooyoung yang sedang berlari dari kejaran Jessica itu membukakan pintu. Rupanya itu adalah TaeNy Couple.

“YA! KALIAN! KENAPA KALIAN DITELEPON NGGAK JAWAB- JAWAB? AKU DAN TAENGOO BABY JADI NAIK TAKSI KAN? KITA DATANGNYA SAMAAN SAMA YUL TADI!” teriak Tiffany menggelegar.

“MANA SI KWON YUL! MENINGGALKAN KITA SEENAKNYA! KUBUNUH DIA!” teriak Taeyeon tak mau kalah. Yuri tersentak kaget.

“Sica baby! Ayo kita sembunyi di kamarmu!” bisik Yuri pada Jessica yang hanya mengangguk, lalu mereka berdua berlari ke kamar Jessica dan mengunci pintunya. Sekarang giliran TaeNy Couple yang merusuh di dorm. Member SNSD yang lainnya hanya bisa geleng- geleng kepala melihat ulanh mereka.

Jessica’s room

“Sica, ngomong- ngomong kau baca FF apa aja sih?” tanya Yuri pada Jessica.

“Ah?! Aku baca FF karangan author Banana Mikan, Winny HI, sama Kkabnyss…” ucap Jessica. Yuri pun mengangguk- angguk tanda mengerti.

“Eh, Sica baby, sini dulu…” ucap Yuri sambil menyuruh Jessica duduk di sebelahnya. Jessica pun duduk di sebelah Yuri.

“Biarpun mereka dan semua orang membuat FF yang manis- manis speerti itu… Cerita cinta asli kita jauuuuh lebih manis daripada yang mereka bayangkan :*” ucap Yuri senang sambil mencium pipi Jessica.

“Ah… Benar juga sih, Yuri- yaa… Saranghaeyo~” ucap Jessica sambil memeluk Yuri.

“Nado ^^” ucap Yuri senang.

Jessica, i’ll always love you…

Whenever… Wherever you are… Our love is everlasting…

Because our love is not a fanfiction… Always everlasting…

Forever 🙂

Diluar kamar

“Ah, sudahlah, Fany- aa… Biarkan saja mereka ^^” ucp Taeyeon menenangkan Tiffany yang masih menggedor- gendor pintu kamar Jessica.

“Iya juga ya…” ucap Tiffany, “Mereka juga kan’ sudah lama nggak ketemu…”

“Oh ya, tadi ada cerita YulSic moment yang seru lo,” ucap Hyoyeon pada mereka berdua.

“Mwoya? Bagaimana ceritanya?” tanya TaeNy serempak.

“Ayo ke meja makan. Kita makan sambil cerita :)”

THE END

Ending nya geje banget ya? Mianhae readers… Soalnya kepala author mumet- mumet banget… Habis ulangan… ==”

Mianhae kalau banyak kesalahan, baik itu miss typo, ending nggak jelas, atau apalah… Soalnya saya masih newbie gitu u,u

Mohon kritik dan sarannya yah, usahakan DON’T BE A SILENT READER, chingu ^^

Dan 1 lagi, disini NO BASHING, ok? Jadi kalau nggak suka, yah nggak usah baca ^^

Gomapta~ ^^

Sampai jumpa dalam karya saya yang berikutnya 😀

You’re My Beloved Forever

Annyeong chingu! Kembali lagi bersama saya, Author Banana Mikan~ *jreng jreng jreeeng*

Setelah nge- post FF geje yang berjudul Photograph of Love kemaren, sekarang author nge- post lagi FF yang nggak kalah gila superb bin gejenya sama FF kemaren. Untuk genrenya, masih berkutat pada yuri… Pairing tetap SNSD (secara author SONE gituloh)

Tapi siapa sama siapa couple nya… Nanti deh baca sendiri… Ntar jadi gak seru lagi. Maklum, alur cerita gampang ditebak -> pasaran ._.v

Oh ya, yang nggak suka sama pairing yuri/ SNSD/ WP ini, asal jangan author WP ini, tolong jangan dibaca dan mohon untuk nggak NGE- BASH (author cinta damai)

Jangan lupa RCL! (Read.Comment.Like) – nggak maksa loh 🙂

Oke deh, selamat membaca chingudeul~

Happy reading 😀

\(^.^)/

“Yoong~!” ucap seorang yeojya bermabut blonde yang bernama Jessica yang saat ini sedang berlari menyusul seseorang yang mana pesawat tumpangannya baru saja mendarat di Incheon International Airport, Seoul, “Kau tidak banyak berubah ya :D”

Yeojya yang dijemputnya itu hanya tersenyum, tampak seperti sebuah senyum yang dipaksakan.

“Ne, kau juga begitu, Si… Sica…”

“Hei, kau menginap di rumahku ya? Oh ya, barang kamu ada yang disimpan di bagasi nggak? Kalau ada, kita ambil yuk, Yoona!” ucap Jessica lagi sambil memegang tangan yeojya yang dipanggilnya dengan nama Yoona itu.

“Ehm… Ne…” ucap gadis yang dipanggil Yoona itu dengan gugup.

Jessica kembali menarik tangan Yoona dengan riang, tapi Yoona terlihat sangat gusar.

Flashback POV

“Sica… Maafkan aku… Aku harus pergi, mianhaeyo,” ucap Yoona pelan sambil memegang tangan Jessica.

“Ne, aku tahu. Kau harus berusaha, Yoona… Aku tau penyakitmu ini bukan penyakit yang biasa,” ucap Jessica yang sekarang matanya telah berkaca- kaca.

Yoona adalah pacar Jessica yang mederita penyakit leukemia tingkat awal. Memang belum sebegitu parah, tapi yang namanya penyakit leukemia bukan merupakan penyakit yang sepele. Yoona yang notabene adalah anak dari keluarga yang berkecukupan membuat orangtuanya langsung akan membawanya untuk menjalani pengobatan di luar negeri. Saat ini Jessica dan Yoona sedang berada di Incheon International Airport, menunggu jadwal penerbangan Yoona dan keluarganya. Dari jauh tampak kedua orangtua Yoona dan seorang kembaran Yoona yang bernama Yuri. Ia terus melihat Yoona dan Jessica dengan tatapan sedih. Selang beberapa waktu kemudian, pesawat Yoona pun tiba. Sebelum menaiki pesawat, Yoona sempat berkata sesuatu kepada Jessica.

“Sica, berjanjilah kau akan selalu menungguku hingga pengobatanku selesai. Saat aku kembali lagi ke Seoul, aku berjanji akan selalu menjagamu selamanya, oke?” ucap Yoona dengan ramah. Jessica yang sejak tadi menangis terisak- isak hanya mengangguk, kemudian memeluk Yoona lembut, dan Yoona pun balas memeluk Jessica. Kemudian Yoona pun menaiki pesawat itu dan saat itu juga langsung mengudara.

Flashback POV End

Kini Jessica dan Yoona yang masih tampak bingung sudah menaiki taksi. Jessica yang cemas melihat ekspresi Yoona pun bertanya.

“Yoong…” ucap Jessica pelan sambil menepuk bahu Yoona. Yoona yang sedang bengong sendiri langsung tersentak kaget.

“Ah! Hem? Ada aa, Sica? ^^” tanya Yoona sambil tersenyum ramah.

“Kenapa dari tadi kau diam saja? Padahal dulu kan’ kamu sangat heboh kalau betemu denganku?” tanya Jessica dengan nada khawatir.

“Ehh… Ini… Aku agak bingung dengan keadaan Kota Seoul sekarang… Banyak berubah ya ^^” ucap Yoona kalap. Jessica pun tersenyum lega.

“Hehehe… Begitu yah? Kota ini memang banyak berubah. Bagaimana pengobatanmu?” tanya Jessica lagi, “Apa sudah selesai? Bagaimana penyakitmu?”

Yoona kembali tersentak kaget, lalu menjawabnya dengan gugup.

“Emm… Emm… Pengobatan ya? Ah! Pengobatan! Iya, pengobatannya berjalan lancar, walaupun agak sedikit menyiksa, tapi lihatlah, Sica! Sekarang aku jadi si kuat Yoong!” ucap Yoona semangat hingga kepalanya membentur langit- langit mobil. Yoona pun mengaduh dengan hebohnya. Jessica pun tertawa.

“Hahaha… Kukira ada apa, tadi kau tak bicara sepatah kata pun… Kupikir kau orang yang berbeda sekarang, rupanya kau tak berubah :)” ucap Jessica dengan wajah yang memerah. Wajah Yoona pun seketika memerah dan kembali gugup.

Jessica’s House

“Nah, kita sudah sampai! Selamat datang, Yoong!” ucap Jessica riang saat turun dari taksi yang ditumpangi oleh mereka. Yoona hanya terdiam. Jessica pun kembali menjadi bingung.

“Yoong! Kenapa sih sekarang kau jadi suka sekali bengong?” tanya Jessica sambil menepuk bahu Yoona.

“Eum! Ani… Aku hanya melihat sekitar rumahmu. Aku suka bunga- bunga yang menghiasi rumahmu ini. Warna warni :D” ucap Yoona penuh semangat. Jessica pun menjadi lega kembali.

“Ne, semenjak kau menjalani pengobatan, aku sering mendoakanmu seraya menanam bunga- bunga kesukaanmu ini di rumahku. Kan’ kau sendiri yang bilang kalau aku harus menunggumu untuk kembali bersamaku :D” ucap Jessica dengan wajah bahagia. Kebahagiaan ini memang bukan kebahagiaan bisa yang bahkan dibuat- buat. Tiba- tiba Yoona meneteskan air mata.

“Yoong? Kau kenapa?” tanya Jessica khawatir, “Kenapa kau menangis, Yoong?”

Yoona pun membersihkan air mata di wajahnya, lalu bicara.

“Kau… Sungguh setia, Sica…”

Wajah Jessica pun seketika memerah. Ia lalu mengelus kepala Yoona dengan penuh cinta, kemudian merangkulnya ke dalam rumah.

“Yoong, aku sudah lama menantikan saat ini ^^ Kita akan melakukan apa yang menjadi impian kita :D”

“Mwo? Apa itu?”tanya Yoona bingung.

“Aigoo… Kau lupa? Jangan- jangan pengobatanmu itu membuatmu memiliki memori jangka pendek! Kita sudah tuliskan apa yang akan kita lakukan di buku masa depan YoonSic kan? Ini dia bukunya!” ucap Jessica sambil menyodorkan sebuah buku tua yang cukup tebal yang bertuliskan ‘Buku Masa Depan YoonSic’ dan bergambar dua orang stickwomen saling berpegangan tangan dengan simbol hati ditengah- tengah mereka. Yoona pun semakin kaget melihatnya. Yoona membuka buku itu. Ia baca dengan teliti buku itu selembar demi selembar. Lalu ia menutup buku itu setelah selesai membacanya, lalu bicara pada Jessica.

“Jadi, kita mulai dari mana?” tanya Yoona.

“Kamu nggak capek? Gimana kalau kamu kutunjukkan kamar dulu, lalu tidur sebentar. Setelah itu baru kita mulai kegiatan kita, oke?” ucap Jessica sambil ber- wink.

“Hmm… Oke :)” Yoona pun setuju. Lalu mereka berdua menuju ke sebuah kamar yang rapi dan bersih.

“Ini dia, silakan beristirahat disini. Ini kamar Krystal, adikku. Silakan istirahat disini saja. Soalnya dia sedang kuliah di luar negeri ^^” ucap Jessica lagi, “Kalau ada yang mau dibantu, bilang saja ya My Deer Yoong :D”

“Ne, gomapta Sica :)” ucap Yoona sambil meletakkan backpack dan kopernya di dalam kamar. Jessica pun keluar dari kamar yang sekarang ditempati oleh Yoona itu dan menutup pintunya. Sesaat setelah itu, Yoona pun menghempaskan tubuhnya ke kasur. Ia mendesah penuh kelelahan, dan agaknya ada sedikit penyesalan. Ia lalu berjalan ke depan sebuah cermin besar yang ada disitu, lalu ia melihat bayangannya sendiri yang terpantul di permukaan cermin. Dia adalah Yoona. Lebih tepatnya lagi, sekarang ia adalah seorang Yoona. Ia kembali meghela nafas, pertanda lelah sudah menggerogoti tubuhnya, lalu ia kembali menghempaskan tubuhnya di kasur yang lembut itu dan menutup matanya.

Several hours later…

“Yoong? Kau masih tidur?” tanya Jessica sambil mengetuk pintu kamar Yoona yang masih tertutup. Tiba- tiba ada suara dari dalam kamar yang menjawabnya.

“Ne, aku akan keluar,” lalu pintu pun terbuka dan nampaklah Yoona yang rambutnya masih acak- acakan.

“Hahaha… Kau lucu sekali. Aku saja sekarang ini nggak terlalu suka tidur seperti dulu :D” ucap Jessica sambil tertawa kecil. Yoona hanya mengeluarkan senyum paksa.

“Hei, aku sudah siapkan makanan kesukaanmu, Yoong. Ayo kita ke ruang makan :D” ucap Jessica sambil menarik tangan Yoona yang hanya mengikuti Jessica dari belakang. Mereka pun duduk di depan meja makan dan mulai menyantap makan malam mereka. Tiba- tiba Jessica memulai pembicaraan.

“Yoong, gimana dengan orangtuamu disana? Apa kabar?” tanya Jessica dengan penasaran. Yoona tiba- tiba tersedak saking kagetnya.

“Mwo? Yoong? Gwenchana?” tanya Jessica sambil menyodorkan segelas air mineral pada Yoona.

“Mm… Gwenchana… Kabar orangtuaku baik- baik saja :)” ucap Yoona setelah meneguk air mineral yang diberikan oleh Jessica.

“Ooh… Baguslah. Bagaimana dengan kembaranmu? Si Yuri?” tanya Jessica lagi. Tiba- tiba Yoona diam mematung. Jessica mengernyitkan dahinya.

“Kau kenapa, Yoong? Kau sedang bertengkar dengan Yuri ya?” tanya Jessica untuk yang kesekian kalinya. Tapi Yoona hanya menggelengkan kepalanya.

“Ani, aku tak sedang bertengkar dengannya. Dia baik- baik saja. Sekarang dai sedang sibuk kuliah,” ucap Yoona singkat. Jessica pun tambah bingung.

“Kau… Benar- benar berkelahi denga dia ya, Yoong?”

“Ani, aku tak berkelahi dengannya,” ucap Yoona singkat, “Sudahlah, ayo kita teruskan makannya.”

Jessica yang bingung pun lebih memilih untuk meneruskan acara makan malam mereka yang sempat berantakan.

Several days later…

Sudah sekitar 2 minggu lebih Yoona menetap di rumah Jessica yang hanya berpenghunikan mereka berdua. Orangtua Jessica bekerja di luar negeri dan Krystal juga di luar negeri untuk melanjutkan kuliahnya di bidang sastra musik. Pagi ini Jessica berencana untuk mengajak Yoona berjalan- jalan pagi.

“Yoong, ayo kita… Yoong?” ucap Jessica bingung karena tak mendapati Yoona di dalam kamarnya. Jessica pun terus mencari dan mencari, hingga dia menemukan sesuatu. Sebuah dompet dengan isinya yang tercecer.

“Hmmm… Foto? Aku baru tahu kalau Yoong itu narsis. Aku lihat foto- fotonya ah~” ucap Jessica yang bukannya merapikan foto- foto yang tercecer, ia malah menghamburkan semua foto yang ada di dalam dompet itu. Tapi foto yang ia lihat… Kenapa semuanya foto Yuri? Hanya ada 1 foto Yoona yang bersama Yuri, itu pun foto disaat mereka masih tinggal di Seoul dulu. Tiba- tiba Jessica dikejutkan dengan keberadaan Yoona dibelakangnya.

“Ya, apa yang kau lakukan, Sica?” teriak Yoona panik.

“Yoong, dimana fotomu? Kenapa semuanya foto Yuri?” tanya Jessica bingung. Yoona pun menjadi gugup.

“Itu… Aku menyimpan banyak foto Yuri, karena aku tahu kalau aku pasti akan merindukannya… Jadi aku membawanya…” ucap Yoona. Jessica pun tersenyum.

“Hehehe… Aku juga begitu. Menyimpan banyak foto Krystal di dompetku ^^ Perasaan para kakak memang sama yah :D” ucap Jessica senang. Yoona tersenyum.

“Arraseyo, aku mau ganti baju dulu. Kau mau jalan- jalan pagi kan?”

“Ne ^^ Kutunggu di luar ya?”

“Ok”

Jessica pun keluar dari kamar itu dan menutup pintu kamar Yoona, sedangkan Yoona merapikan isi dompetnya. Setelah berganti baju, ia kembali menatap dirinya sendiri di cermin. Tak lama kemudian ia tersadar akan sesuatu.

Who is that girl i see staring straight back at me
Why is my reflection someone i don’t know
Must i pretend that im someone else for all time
When will my reflection show who i am inside

Yoona kembali menghela nafas, lalu berkata sesuatu.

“Mianhae…”

Yoona pun keluar dari kamarnya dan segera beraktivitas dengan Jessica.

Jalan- jalan – SEKIP–

Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah. Setelah makan dan mandi, mereka melakukan beragam aktivitas hingga saatnya mereka melihat sunset berdua di halaman belakang rumah Jessica. Tiba- tiba Jessica mengambil ponselnya.

“Wae, Sica?” tanya Yoona.

“Yuri itu ada di Universitas mana?” tanya Jessica.

“Di Universitas X, kenapa?” Yoona bertanya balik.

“Aku mau menelepon Krystal, lalu bertanya padanya apa ada anak yang bernama Yuri disana,” ucap Jessica sambil menekan nomor ponsel Krystal. Tiba- tiba Yoona merampas HP Jessica.

“Ya! Yoong! Ada apa? Kembalikan HP ku!” teriak Jessica.

“Ani! Pokoknya jangan tanyakan apapun tentang Yuri!” teriak Yoona.

“Wae? Kau sedang berkelahi dengannya ya? Tapi jangan terlalu kejam seperti itu dong!” bentak Jessica sambil merampas HP itu dari tangan Yoona. Yoona hanya bisa pasrah dan menatap Jessica dengan gelisah. Tak lama kemudian, telepon pun tersambung.

“Annyeong Krystal! Apa kabar?” ucap Jessica dengan suara riang.

“Oh, Sica eonnie! Mianhae Krystal baru memberitahukan ini pada eonnie… Aku, appa dan umma sedang ada di rumah Yoona eonnie…” ucap Krystal di seberang telepon dengan suara lemah.

“Mwo? Rumah Yoong? Ada apa disana? Apa ada Yuri?”

“Ani, hanya ada appa dan umma mereka.”

“Lalu kenapa kau kesana?”

“Yoona eonnie… Meninggal dunia…”

Jessica pun sangat kaget.

“M… Mwo? Kau sedang membohongi eonnie ya? Dasar Krystal nakal :P”

“Ani, eonnie. Aku serius. Sebenarnya Yuri eonnie pergi ke Seoul untuk mengabarkan berita ini pada eonnie…”

“…”

“Eonnie? Jessi eonnie? Eonnie masih ada di seberang sana?”

Tuut… Telepon itu ditutup dengan kasar oleh Jessica. Yoona yang ada di hadapan Jessica, yang sebenarnya adalah Yuri, akhirnya angkat bicara.

“Aku tahu lambat laun ini akan terjadi. Maafkan aku. Sebenarnya aku adalah…”

“DIAM! AKU TAHU KAU ADALAH PEMBOHONG! BERANINYA KAU MELAKUKAN HAL SEPERTI INI, MENJADI YOONA HANYA UNTUK MEMBUATKU BUTA AKAN SEGALANYA!” bentak Jessica sambil melemparkan HP nya ke lantai porselen rumahnya.

“Tapi Sica…”

“CUKUP! AKU TAK INGIN MENDENGARMU! KAU TAK TAHU KALAU HATIKU TERLUKA SAAT AKU MENDENGAR KABAR ITU, HAH? SEDANGKAN KAU, SAUDARA YOONA SENDIRI MALAH BERTINGKAH BODOH SEPERTI INI! JANGAN ADA TAPI- TAPIAN LAGI! PERGI KAU DARI RUMAH INI!” bentak Jessica seraya berlari ke lantai atas, lalu masuk ke kamarnya dan menguncinya. Yuri hanya memukul kepalanya sendiri sambil menangis.

“Mianhae, Yoona eonnie… Aku gagal…” ucap Yuri sambil terisak.

Jessica POV

Gila! Apa sih yang dipikirkan gadis itu hingga berani memakai nama Yoona! Yah, walaupun aku memang mencintainya, beda dengan Yoona yang kuterima cintanya hanya karena rasa seganku padanya. Huh… Aku tak bisa percaya hal ini. Entah kenapa, aku tak ingin menangis untuk perkara kali ini…

Jessica POV End

The next day…

“Huaaammm…”

Jessica terbangun dari tidurnya. Sudah jam 06.00 pagi. Jessica mulai bisa tenang dan menerima kematian Yoona, dan rasa marahnya pada Yuri sudah cukup berkurang. Saat ia membuka pintu kamarnya, terlihat Yuri di depannya yang kelihatannya baru ingin mengetuk pintu kamarnya. Jessica dan Yuri hanya mematung untuk beberapa saat.

“Sica, aku ingin bicara sesuatu…” ucap Yuri pelan.

“Ya, mulailah,” ucap Jessica singkat. Tiba- tiba Yuri memberikan secarik kertas untuk Jessica.

“Ini surat dari Yoona eonnie untukku.”

Jessica pun membacanya dengan seksama.

My dearest Yul,

Yuri adikku, kamu sudah tahu kan kalau penyakit eonnie sudah sangat parah? Eonnie hanya berbohong saat eonnie bilang pada Jessica kalau penyakit eonnie ini adalah leukemia tahap awal. Ini sudah benar- benar parah. Pada hari di saat eonnie meninggal nanti, tolong kau terbanglah ke Korea, kabarkan Jessica kalau kau akan datang, tapi dengan nama Yoona, bukan Yuri. Aku tak mau dia terluka. Tolong, hiduplah dengan namaku di sampingnya. Tutupilah ini hingga saat yang tepat agar dia tak terlalu merasa terpukul, ok? Tapi kalau kau cukup berani, kau harus menjadi pacarnya dengan menyandang namamu sendiri. Eonnie juga ada mengirimi surat untuk Jessica di sebuah amplop pink. Tolong sampaikan ke dia, ne? Eonnie mencintaimu ^^

Dari Yoong Eonnie 🙂

Air mata Jessica tak dapat ditahan lagi. Ia menangis terisak- isak.

“Jadi, Sica sudah tahu kan kalau ini semua kulakukan bukan hanya karena kesenanganku semata?” tanya Yuri meyakinkan Jessica. Jessica hanya mengangguk. Yuri kembali bicara.

“Dan… Ini… Yoona eonnie juga mengirimi surat untukmu,” uca Yuri sambil memberikan sebuah amplop berwarna pink pada Jessica yang kemudian membuka amplop itu dan membacanya.

Dear Sica,

Sica, maafkan aku… Aku tak bisa menjagamu dengan baik. Mungkin saat kau baca surat ini, aku sedang menerawangmu dari atas langit. Maafkan aku karena aku keburu meninggalkanmu. Aku tak sanggup menebus janjiku padamu. Penyakitku sudah sangat kronis, bahkan para dokter tak mampu memberiku kesempatan hidup normal untuk yang kedua kalinya. Akhirnya ‘Yoona’ hanya tinggal sebuah nama. Aku memang bodoh ya, aku tak bisa menjagamu. Tapi aku telah mengirimksn seorang bidadari yang bisa menjagamu kapan saja. Dia adalah Yuri. Dia akan menggantikan tugasku kalau kau menginginkannya. Tapi saat kita bertemu di surga nanti, aku akan kembali mengambilmu. Bagaimana? Atau kau mau bersama Yuri saja? Tak apa ^^

Well, sampai jumpa di surga suatu saat nanti 🙂

Dari Yoong~

“Hiks hiks… Yoong…” isak Jessica.

“Sica, maafkan aku. Sebenarnya telah lama aku menyukaimu. Tapi karena aku sudah mengecewakanmu, aku akan kembali…” ucap Yuri sambil berlalu. Tiba- tiba Jessica memeluk Yuri dari belakang.

“Kau sudah membuatku menangis seperti ini, sekarang kau belum menuruti perintah Yoona!” teriak Jessica, “Aku… Sebenarnya juga menyukaimu…”

Yuri tersentak kaget. Ia lalu melepaskan pelukan Jessica dan berkata dengan lembut.

“Jadi… Apakah aku harus tetap tinggal disini dan menjadi pengganti Yoona eonnie untukmu?” tanya Yuri.

“Ani! Kau bukan pengganti Yoona! Kau hanya seorang Yuri, bukan orang lain. Kau Yuri, orang yang sangat kucintai, dan akan selalu seperti ini selamanya,” ucap Jessica. Yuri pun memeluk Jessica dengan hangat dan hari itu juga mereka tenggelam dalam kebahagiaan cinta yang mendalam.

THE END

Arraseyo, cerita gaje bin aneh ini sekaligus menandai masa HIATUS saya akan segera dimulai, dikarenakan tanggal 5 Desember, author mau ulangan semesteran. Maklum sibuk, anak kelas 3 SMP gituloh. Mungkin kalau waktu memungkinkan, author bakal nge-post 1 FF lagi. Tapi kalau sempat ya…

Mohon kritik dan sarannya yah, usahakan DON’T BE A SILENT READER, chingu ^^

Dan 1 lagi, disini NO BASHING, ok? Jadi kalau nggak suka, yah nggak usah baca ^^

Gomapta~ ^^

Sampai jumpa dalam karya saya yang berikutnya 😀

Photograph of Love

Annyeong chingu! Sekarang saya mau post FF lagi! Kali ini cast nya dari SNSD, YulSic+JeTi *wow!

Genre nya ya… Seperti biasanya, yuri 😀

Yang nggak suka genre yuri atau pairing YulSic JeTi, mohon jangan dibaca dan di bash ya 🙂

Let’s check it out~

\(^.^)/

“Ah, itu Sica! Neomu yeppeo~” ucap seorang yeojya bernama Tiffany sambil memotret diam- diam sahabat yang ditaksirnya , Jessica Jung.

“Tampak samping pun dia tampak cantik XD” ujar Tiffany lagi.

TEEEEEENG TEEEEEEEEEENG~!

Bel yang menandakan istirahat selesai pun berbunyi. Sekejap Tiffany serasa ambruk dibuatnya.

“Yaah… Padahal hari ini belum sampai 100 foto =3=” keluh Tiffany sambil menenteng kameranya. Tiffany adalah seorang murid yang mengikuti klub fotografi. Hampir semua anggota klub fotografi mengetahui kalau Tiffany sering membawa kamera ke sekolah. Tapi tujuannya bukan untuk mencari bahan untuk buletin sekolah, ia malah menggunakan kameranya itu untuk mengambil foto- foto Jessica Jung, teman masa kecilnya yang disukainya sejak TK. Saat ini, Tiffany sudah sampai di kelasnya dan melihat Jessica sudah menunggunya di kelas.

“Annyeong Fany- aa~ :D” ucap Jessica senang. Tiffany pun segera duduk di sebelah Jessica, karena ia memang teman sebangku Jessica.

“Annyeong Sica XD” ucap Tiffany senang.

“Fany- aa, kamu rajin cari bahan buat buletin sekolah yah… Kamu nggak capek tiap hari keliling sekolah?” tanya Jessica pada Tiffany yang tersentak kaget. Dia lupa kalau saat ini kameranya digantungkan di lehernya.

“Emmm… Ne, tentu saja aku nggak capek (^^)7” jawab Tiffany malu- malu.

“Boleh liat hasil jepretanmu nggak?” tanya Jessica senang. Tapi Tiffany malah menyembunyikan kameranya. Tentu saja ia melakukan hal itu, karena semua foto yang dijepretnya sedari tadi adalah foto- foto Jessica yang diambilnya secara diam- diam.

“Ah, nanti saja ya Sica… Tunggu buletin bulan ini diterbitkan, arraseyo?” bujuk Tiffany sambil menyembunyikan kamera itu dibalik badannya. Jessica hanya mengangguk.

“Eung! Nanti waktu istirahat makan siang, kita ke kelas B dulu, ne?” tanya Jessica pada Tiffany.

“Hmmm… Boleh… Ada siapa disana?” tanya Tiffany.

“Ada temanku, Kwon Yuri. Dia anak dari klub komik yang sama denganku. Orangnya baik banget deh. Nanti aku mau memperkenalkan dia padamu, soalnya dia suka dengan hasil jepretan kameramu. Katanya hasilnya sangat natural dan bagus untuk referensi komiknya loh. Katanya dia mau menawarkanmu pekerjaan untuk berkolaborasi,” celoteh Jessica panjang lebar.

“Dia komikus?” tanya Tiffany penasaran.

“Ne, masa’ kamu nggak tahu. Dia kan’ komikus yang menggambar komik Mamegoma!” ucap Jessica bingung.

“Mianhaeyo, Sica… Aku kan’ nggak suka baca komik…” ucap Tiffany bingung.

“Hehehe… Gwenchana… Tapi nanti kalau aku sudah jadi komikus, tolong beli komikku yah?” ucap Jessica antusias.

“Tentu saja, aku akan menjadi penggemar setiamu, Sica ^^”

“WAAAAAAAA~ Gomawo, Fany- aa,” teriak Sica senang sambil memeluk Tiffany erat. Apa kalian bisa membayangkan betapa senangnya Tiffany? Ya, dia merasa senang, amat sangat senang, hingga tatapannya kosong dan membuat Jessica bingung dan melepaskan pelukannya.

“Fany-aa, aweyo?” tanya Jessica bingung.

“Mwo? Aniyo… Nggak ada apa- apa… Guru belum datang yah?” tanya Tiffany mengalihkan perhatian.

“Kayaknya belum deh… Aku mau nerusin sketsa kasar komikku ah!” tukas Jessica. Tiba- tiba beberapa namja dari kelas mereka, 3A, berlari masuk kedalam kelas seperti domba- domba yang dikejar serigala.

“Miss Raina OTW!” teriak salah seorang namja sambil duduk di kursinya dengan tergopoh- gopoh.

“Mwo? Dia udah OTW? Aigoo… Aku nggak jadi buat sketsa deh ==” dengus Jessica kesal sambil memasukkan berlembar- lembar kertas HVS nya kedalam sebuah map bergambar Mamegoma. Tiffany hanya tersenyum melihatnya. Miss Raina, guru bahasa inggris mereka pun masuk ke dalam kelas dan menerangkan pelajaran. Jessica dan Tiffany pun belajar bahasa inggris dengan baik.

Beberapa lama kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Semua murid pun keluar dari kelas mereka masing- masing. Begitu pula dengan Jessica dan Tiffany. Mereka pun pergi ke kelas 3B, kelas Kwon Yuri, seorang komikus yang sangat tenar. Begitu mereka berdua sampai, Yuri sedang menggambar komik.

“Annyeong, Yuri- aa :D” sapa Jessica ramah sambil masuk ke kelas yang hanya ada Yuri seorang. Tiffany masih menunggu di ambang pintu.

“Annyeong, Sica 😀 Eh, itu Tiffany Hwang, temanmu yang kamu ceritakan itu?” ucap Yuri sambil menunjuk ke arah Tiffany.

“Ehm… Ne, Kwon Yuri. Tiffany Hwang imnida…” ucap Tiffany malu- malu.

“Ayo kita masuk, Fany- aa… Tak apa- apa kok…” ucap Jessica sambil menarik Tiffany masuk ke dalam kelas. Yuri hanya tersenyum.

“Hehehe… Kalian berdua lucu sekali. Silakan duduk :D” ucap Yuri sambil mempersilakan Jessica dan Tiffany duduk. Mereka pun duduk di bangku dekat meja Yuri.

“Oh ya, Tiffany, akhir- akhir ini kamu sibuk nggak?” tanya Yuri pada Tiffany.

“Ah! Emm… Nggak sih… Kenapa?” tanya Tiffany dengan gugup.

“Kamu mau nggak bantuin aku buat foto- foto referensi untuk komikku yang terbaru?” tanya Yuri, “Kalau kamu sibuk sih nggak usah.”

“Ayo, Fany-aa… Kau pasti bisa :D” ucap Jessica menyemangati Tiffany.

“Em… Baiklah… Aku mau. Kapan kita akan memulai pekerjaan kita?” tanya Tiffany.

“Hmmm… Gimana kalau besok? Besok kan hari Minggu. Kita ketemuan di Vanilla Latte Cafe yah?” ucap Yuri.

“Baiklah. Jam berapa?”

“Jam 10.00. Bagaimana?”

“Boleh, Yuri.”

“Arraseyo, besok kutunggu yah ^^” ucap Yuri senang.

Tiba- tiba Jessica angkat bicara.

“Emmm… Kalian akan kerja berdua saja? Tidak mengajak aku?” tanya Jessica dengan wajah aegyo. Kalau boleh, Tiffany ingin memotret Jessica sekarang juga.

“Kalau Sica mau ikut, boleh kok :D” ucap Yuri ramah.

“Jjinjjaeyo? Gomawo Yuri-aa… Gomawo Fany- aa…” ucap Jessica senang.

“Cheonma, Sica :D” ucap Yuri.

“Ne, Sica ^^” ucap Tiffany gugup.

“Ayo kita ambil makan siang!” ucap Jessica semangat. Yuri dan Tiffany sama- sama tersenyum. Tapi saat melihat Yuri bersama Jessica, kenapa Tiffany merasakan ada yang berbeda?

Keesokan harinya, Tiffany pun bersiap- siap pergi ke Vanilla Latte Cafe yang cukup dekat dari rumahnya. Ia pun menaiki sepedanya setelah beberapa menit memandangi foto Jessica.

“Sica- aa… Neomu yeppeo…” ucap Tiffany senang sambil mencium foto itu.

Begitu ia sampai di cafe itu, dia memarkirkan sepedanya. Disana dilihatnya Yuri yang sudah membolak- balik beberapa lembar kertas HVS.

“Annyeong, Yuri. Maaf lama menunggu…” ucap Tiffany.

“Ne, gwenchana. Aku baru aja datang kok. Bisa kita mulai sekarang?” tanya Yuri ramah. Tiffany hanya mengangguk dan duduk di kursi di depan Yuri. Mereka pun mulai membahas plot cerita komik yang akan dibuat Yuri.

“Pokoknya, cerita intinya adalah… Seorang komikus yang jatuh cinta pada teman klubnya…” ucap Yuri sambil membalik kertas- kertas HVS yang ternyata adalah plot cerita.

“Eh… Cerita itu… Seperti ceritamu dengan Sica…” gumam Tiffany. Tiba- tiba wajah Yuri memerah.

“Yuri… Kenapa?” tanya Tiffany cemas, “Mianhae, aku nggak bermaksud begitu…”

“Jangan bilang sama Sica yah…” ucap Yuri gugup.

“Oh, jadi itu cerita tentang kamu dan Sic… ngghh…” ucapan Tiffany terpotong karena Yuri membekap mulutnya.

“Sssst! Jangan bilang keras- keras. Sebenarnya aku suka sama Sica. Rencananya, komik ini bakal aku serahkan ke Sica. Lalu aku bakal nyatain perasaanku pada dia juga. Gimana? Dramatis banget kan, mirip cerita komik :D” ucap Yuri antusias. Tiffany tertegun. Jadi… Yuri menyukai Jessica, yang selama ini disukai oleh Tiffany? Pantas saja dia merasakan aura yang berbeda saat melihat Yuri menatap Jessica.

“Rahasiakan ini dari orang lain yah, please…” ucap Yuri sambil memohon dengan sangat pada Tiffany. Tiffany pun tersenyum.

“Arraseyo. Aku akan rahasiakan ini semua :)” ucap Tiffany.

“Waaahh… Kamu baik sekali, Tiffany. Gomapta ^^”

“Ne, cheonma :D”

“Oh ya, kamu bisa tolong fotoin Sica diem- diem nggak? Aku butuh banyak referensi nih, tapi fotonya diam- diam ya?”

“Mwoo?” kaget Tiffany.

“Waeyo? Kamu nggak bisa foto diam- diam yah?”

“Bisa sih…”

“Beneran nggak apa- apa?”

“Ne, nggak apa- apa ^^”

Geudaeman bomyeon naneun eojjeol jul molla neomuna tiga nage utge dwae
Eotteokhaeyo na geudae eobsin mossara My lovely J

Tiba- tiba HP Yuri berbunyi.

“Mwo? Siapa yang telepon?” tanya Tiffany.

“Sica :D” ucap Yuri senang, “Aku angkat dulu yah?”

Tiffany hanya mengangguk.

“Annyeong Sica… Eh, wae? Ooh… Pasti kamu capek banget yah? Arraseyo, bobo aja yah… Borago? Tiffany ada disini… Wae? Ooh… Baiklah, akan kusampaikan. Kerjaan kami baik- baik aja… Oke. Annyeonghi gaseyo ^^” ucap Yuri senang, lalu menutup teleponnya.

“Sica bilang apa?” tanya Tiffany lagi.

“Oh, dia bilang dia kecapekan, mau tidur. Dia titip salam buat kamu, Tiffany :)”

“Ooh… :D”

“Tiffany, kau beruntung banget yah :)”

“Mwo? Wae?”

“Kau bisa dekat sama Jessica…” ucap Yuri tertahan. Tiffany pun merasa sangat bingung dengan kejadian ini.

“Gimana kalau Yuri pedekate sama Jessica aja? Nanti habis kerja bareng, Yuri ke rumah Sica :D” ucap Tiffany spontan. Dia bahkan tak tahu apa yang diucapkannya sekarang ini.

“Mwo? A… Aku tak bisaa… Aku maluu~ >.< Tiffany ikut nggak?” panik Yuri. Wajahnya memerah. Tiffany kembali bingung dengan dirinya sendiri. Tingkahnya seperti ingin merelakan Jessica, tapi bersikap jahat pada orang yang telah memberinya pekerjaan sampingan dengan sikap yang sangat baik membuatnya tidak tega.

“Aku nggak ikut, kau harus berani dong! Katanya kamu suka sama Jessica!” ucap Tiffany menyemangati Yuri. Yuri pun terlongo.

“Ah, fany… Aku pikir… Aku terlalu lancang kalau…”

“Kau ini! Tak ada yang namanya lancang! Kecuali kau menyakiti hatinya! Kau harus semangat, Yuri!”

“Gomapta Tiffany. Kau sangat baik, bahkan pada orang yang belum kau kenal sebelumnya, aku jadi terharu ^^”

“Ah, biasa saja. Besok aku akan mulai memotretnya, oke?”

“Ne, arraseyo.”

“Aku pulang duluan yah,” ucap Tiffany sambil beranjak. Tiba- tiba Yuri menarik tangannya.

“Rumahmu… Searah dengan Jessica?” tanya Yuri ragu- ragu.

“Ne, wae?”

“Mau jalan bareng nggak? Aku takut sesat.”

“Oke deh…”

Yuri dan Tiffany pun berjalan bersama. Mereka pun bicara dengan serunya hingga mereka telah berada di depan rumah Jessica.

“Nah, ini dia rumahnya. Berjuang yah, Yuri :D” ucap Tiffany sambil menunjuk ke arah rumah Jessica.

“Ne, gomapta Tiffany. Kau memang sangat baik. Doakan aku yah :D”

“Kau mau menembaknya, Yuri?”

“Ya nggak lah! Kan’ komiknya belum selesai :3 Doakan agar aku nggak salting di depan dia…”

“Oh, oke ^^ Aku duluan yah :D”

“Ne!” ucap Yuri sambil melambai ke arah Tiffany yang berlalu. Setelah Tiffany berjalan cukup jauh hingga tak terlihat oleh Yuri, Yuri pun memberanikan diri untuk masuk.

“Huft! Yuri fighting!” ucap Yuri pelan. Ia pun membuka pintu gerbang rumah Jessica yang besarnya bak istana, lalu menapakkan kakinya selangkah demi selangkah.

Tiffany’s house

“Aku pulang…” ucap Tiffany datar.

“Nona Fany, sudah selesai urusannya? Mau makan dulu? Mau dimasakin apa?” ucap seorang maid di rumahnya yang bernama Dara.

“Aniyo, Dara eonnie ^^ Aku bisa masak sendiri. Dara eonnie istirahat aja ^^” ucap Tiffany sambil menggunakan jurus eye smile nya. Biarpun Tiffany termasuk anak yang sangat kaya, tapi ia tak pernah ingin merepotkan para maid dan supirnya. Benar- benar anak yang sangat baik.

“Baiklah, eonnie siapkan mejanya saja yah?”

“Baiklah ^^ Tapi sebelumnya, Fany mau ganti pakaian dulu, ne?”

“Oke..”

Tiffany pun menaiki tangga menuju ke lantai 2 rumahnya. Ia pun masuk ke kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur pink nya. Ia berpikir tentang kejadian yang baru saja terjadi padanya sambil menatap langit- langit yang sebetulnya kosong.

Tiffany POV

Kenapa aku bisa bersikap terbuka pada Yuri yah? Jelas- jelas aku menyukai Jessica. Tapi kenapa aku bisa bersikap layaknya cupid di depan Yuri? Apa karena aku takut padanya? Atau aku… ah, lupakan… Aku tak akan mungkin menyerahkan Jessica pada Yuri. Bagaimana ini…

Ah, ponselku! Kira- kira SMS dari siapa yah? Segera ku cek HP ku. Rupanya dari Yuri. Dia kenapa lagi?

Fany, aku takut! Gimana nih! Mukaku pucat banget, tau >.<

Segera saja kubalas pesan singkatnya.

Eomo… Santai saja kali, Yuri ==”

Baca baik- baik ya, Jessica TAK AKAN PERNAH MARAH DENGANMU KALAU KAU TAK MELAKUKAN APA- APA! Jadi santailah! 🙂

“Kirim!” ucapku sambil menekan tombol ‘send’ di HP touch screenku. Ah… Lagi- lagi aku tak bisa jadi diriku sendiri. Besok dan seterusnya, aku akan membagi hasil jepretanku dengan Yuri. Aigoo… ==”

Ah, aku lupa! Aku harus makan!

Tiffany POV End

Tiffany pun bergegas menuruni tangga dan mulai memasak makanannya.

Jessica’s House…

“Annyeong…” ucap Yuri pelan sambil mengetuk pintu. Tak lama kemudian pintu pun terbuka. Terlihat seorang namja jangkung yang tak lain adalah satpam di rumah Jessica.

“Anda teman Nona Krystal?” tanya namja itu.

“Ani, aku temannya Jessica. Apa dia ada di rumah?” tanya Yuri dengan gugup.

“Ya, dia ada. Silakan masuk,” ucap namja itu sambil membukakan pintu lebar- lebar untuk Yuri. Sekali lagi, Yuri kembali melongo.

“Waah… Besarnya…” gumam Yuri pelan. Tiba- tiba ia berpapasan dengan seorang maid.

“Annyeong, Nona mencari Nona Sica yah?” tanya maid yang kelihatannya bersahabat itu.

“Iya…”

“Mari saya tunjukkan kamar Nona Sica :D” ucap maid itu sambil berjalan. Yuri hanya mengikuti di belakang maid itu sambil sesekali memerhatikan interior rumah Jessica.

“Waah… Rumah Sica keren… Interiornya tertata dengan rapi. Bisa dijadikan referensi nih :)” ucap Yuri sambil membuat sedikit sketsa kasar di sketch booknya. Maid itu pun berhenti di depan pintu berwarna pink. Itu pasti kamar Jessica.

“Ini dia kamar Nona Sica. Nona Sicaa… Ada temannya datang berkunjung…” ucap maid itu sambil mengetuk pintu kamar Jessica. Tiba- tiba terdengar suara dari dalam kamar.

“Mwoo? Siapa?” ucap suara itu lemah. Nampak sekali seperti suara orang yang baru saja bangun dari tidur. Yuri pun tanpa sadar tersenyum- senyum sendiri. Tiba- tiba maid itu bertanya pada Yuri.

“Namamu siapa, nona?” tanya maid itu.

“Kwon Yuri imnida ^^” jawab Yuri dengan sopan.

“Temanmu yang namanya Kwon Yuri datang berkunjung…” teriak maid itu lagi.

“Mwwooo? Yuri?” ucap suara dari dalam kamar itu. Tiba- tiba terdengar suara sesuatu yang jatuh dari dalam kamar itu, “BRAAAAAK~!”

“AAAH~! Bilang sama Yuri, suruh tunggu sebentar yah! Bentaaar aja~” ucap Jessica memelas. Yuri hanya tertawa kecil. Tiba- tiba maid itu melihat ke arah Yuri dengan tatapan bingung.

“Ah, mianhae…” ucap Yuri takut- takut.

“Tidak apa- apa… Nona Sica manis ya? Tingkahnya juga sangat manis 🙂 Wajar saja kalau Nona Yuri tertawa,” ucap maid itu ramah. Tiba- tiba kamar itu terbuka, dan nampaklah seorang yeojya cantik yang masih mengenakan piyama Mickey Mousenya. Rambutnya sedikit berantakan dan diikat ke atas. Itu adalah Jessica. Dia sangat imut pagi itu, dan hampir saja membuat Yuri pingsan karena ‘Aegyo Attack’ yang dikeluarkan oleh Jessica.

“Nona Sica, ini temannya ^^ Saya permisi dulu,” ucap maid itu sambil beranjak.

“Oke, eonnie!” ucap Jessica sambil bergaya layaknya tentara yang memberi hormat, memberikan 1 lagi ‘Aegyo Attack’ untuk Yuri. Pandangan Jessica pun beralih pada Yuri.

“Umm… Yuri… Ada apa kau mengunjungiku… Jarang- jarang deh kau kesini,” ujar Jessica bingung.

“Ini… Aku mau mengunjungimu saja… Aku takut terjadi apa- apa denganmu.. eh!” ucapan Yuri tertahan.

‘Babo, aku kelepasan!’ gumamnnya dalam hati. Tiba- tiba Jessica tertawa.

“KYAHAHAHA~” tawa Jessica menggelegar. Yuri pun terkaget.

“Mwo? Kenapa?” tanya Yuri bingung.

“Apa- apaan ekspresimu itu, Yuri- aa… Lucu sekaliii… Kyahahahaa~ Kau memikirkan apa, eoh? Wajahmu itu loh… Hahahahahaaa~” tawa Jessica pun makin menjadi- jadi. Yuri sudah berpikir kalau ini adalah akhir dari segalanya. Bagaimana tidak, di kali pertama pdkt nya saja, dia sudah punya image aneh di depan Jessica. Dia pun hanya pasrah mendengar tawa Jessica yang semakin menjadi- jadi. Tapi tak lama kemudian Jessica melanjutkan perkataannya.

“Lucu deh, mirip Rilakkuma, muka rata gitu… Aku suka, hehehe :D” ucap Jessica sambil nyengir. Yuri pun terkesiap. Wajahnya seketika memerah.

Yuri POV

Mwoo? Apa katanya? Dia suka? Aigoo! Kukira ini adalah akhir dari segalanya… Ooh! Thanks God! >.<

“Yuri, kenapa wajahmu memerah? Kamu demam, eoh?” tanya Jessica sambil memerhatikan wajahku dengan bingung. Oh iya, kenapa aku terbengong lagi… ==”

Rupanya pdkt itu nggak segampang yang ada di komik- komik yah ==”

“Ah, ani… Aku nggak demam. Hanya kepanasan saja ._.” ucapku ragu. Bagaimana tak ragu, di luar kamar Jessica saja terasa dingin. Mungkin ini karena ada AC yang dipasang di seantero rumah Jessica yah ._.v

“Ah, jjinjja? Iya juga yah, disini memang panas. Ayo masuk ke kamarku ^^” ucap Jessica sambil menarik tanganku masuk ke kamarnya. Ya tuhan, tangannya dingin sekali! Tak terbayangkan betapa dinginnya suhu di kamarnya ini. Terlebih, dia bilang kalau diluar panas? Aigoo… Dia memang ‘Ice Princess,’ tentu saja dalam artian yang berbeda ._.

Yuri POV End

“Nah, ini kamarku 😀 Aku heran, kenapa banyak orang yang kedinginan dan nggak kuat lama- lama berada di kamarku, apalagi si Fany. Padahal dia kan dari Los Angeles. Disana pasti dingin juga ._.” ucap Jessica dengan wajah datar seraya menggembungkan pipinya, dan membuat Yuri semakin gila. Bukannya kedinginan, Yuri malah merasa sangat kepanasan. (ape ke? ==”)

“Wah… Kamarmu keren yah… Pink pink…” ucap Yuri sambil melihat sekelilingnya. Hampir semua atribut di kamar Jessica berwarna pink, bahkan sampah bungkus permen yang berserakan pun berwarna pink (?).

“Gomapta, Yuri…” ucap Jessica pelan. Sejenak ruanga hening. Lalu Jessica pun melanjutkan kata- katanya, “Eh, tadi gimana kerjaannya? Fany mana?” ucap Jessica cepat. Nampak jelas dari wajahnya kalau dia sedang kalap. Tapi Yuri benar- benar tak menyadarinya karena dia ingin mengantisipasi dirinya yang sewaktu- waktu bisa salting dan mengeluarkan reaksi yang amat sangat abnormal di depan Jessica.

“Eh… Eh… Sudah… Tadi Fany udah pulang, katanya ada urusan…” ucap Yuri gugup.

“Ooh… Dia memang sibuk yah…”

“Iya…”

Lalu keadaan kamar Sica pun jadi sepi. Mereka berdua hanya terdiam, menatap satu sama lain.

“Sica…” tukas Yuri cepat.

“Emm!? Ne?” tanya Jessica ragu- ragu.

“Aku…”

“Apa?”

“Aku ingin mengatakan sesuatu…”

“Apa itu, Yul? Katakan saja…”

“Sudah lama… Aku menyukai…”

“Apa?”

Yuri pun menunjuk ke arah Jessica. Jessica tersenyum dan wajahnya memerah. Lalu ia mendekati Yuri.

“Yuri…”

“Hm?”

“Aku juga suka… MICKEY MOUSE MEMANG SANGAT LUCU! :D” tukas Jessica senang dengan ekspresi yang menggambarkan kalau dia benar- benar tak tahu apa maksud Yuri yang sebenarnya. Sepertinya ia serius, ia memang salah tangkap, bukan bergurau dengan Yuri. Yuri pun hanya mengiyakan dan tersenyum saat Jessica menunjukkan koleksi barang- barangnya yang berbau ‘Mickey Mouse.’ Setelah beberapa lama, Yuri pun berpamitan pada Jessica.

“Jessica, aku pulang dulu yah ^^” ucap Yuri.

“Ne, gomapta telah berkunjung hari ini,” ucap Jessica senang.

“Annyeonghi gaseyo, Jessica..” ucap Yuri sambil membuka pintu kamar Jessica.

“Ah, tunggu Yuri- aa!” teriak Jessica. Yuri pun terdiam. Jessica pun melanjutkan kata- katanya.

“Lain kali mampir lagi yah :D” ucap Jessica gugup. Wajah mereka berdua seketika memerah.

“Emm… Ne, Sica. Bye~”

Yuri pun bergegas pulang dengan senangnya.

Tiffany’s house…

“Kenyang :3” ucap Tiffany sambil menyudahi makannya. Dia pun kembali ke kamarnya dan berpikir.

‘Bagaimana kalau aku menembak Jessica duluan yah?’ gumamnya dalam hati. Ia pun masuk ke kamarnya dan mendapati 1 pesan baru di HP nya. Dari Jessica.

Fany- aa… Tadi Yuri berkunjung ke rumahku. Tumben… Tapi aku sangat senang! Tahu nggak? Aku udah naksir dia dari SD loh 😀

“Mwo? Sica…” gumam Tiffany. Tanpa sadar air mata mengalir dari mata indahnya. Dia sudah tahu, pasti dia akan kalah dari Yuri.

Tiffany POV

Mwo? Sica… Lebih memilih Yuri daripada aku? Bagaimana bisa? Padahal… Aku…

Aku tak kuasa menahan air mata ini. Sudah berapa lama kupendam perasaan ini… Aku… Rasanya aku tak sanggup untuk menerima ini… Tapi… Aku harus tetap memikirkan kebahagiaan Sica. Jika aku menyukai Sica, tentu saja aku menginginkan kebahagiaan Sica, kan? Aku tak akan tega bila dia tak dapat berbahagia bersamaku… Sudahlah, Fany… Terimalah… Anggap saja Sica memang bukan bidadari yang dikirimkan Tuhan untukmu…

Tiffany POV End

Tiffany pun membersihkan air mata di pipinya. Lalu ia mulai mengetik balasan untuk Jessica.

Waah… Jjinjja? Senangnyaa 😀

Kamu harus semangat ya, kan Yuri sudah menjengukmu ^^

Tiffany pun mengirim balasan SMS untuk Jessica. Ia pun merebahkan dirinya di kasur dan menutup matanya.

Several days later…

Akhirnya komik yang dibuat oleh Yuri telah selesai. Yuri pun akan menyatakan perasaannya pada Jessica. Saat ini, Yuri dan Tiffany sedang ada di taman belakang sekolah mereka, tepatnya dibalik sebuah semak belukar yang ada disana, tentu saja untuk menyusun strategi.

“Jadi, aku langsung berikan sketsa ini pada Jessica, lalu aku menyuruh Jessica untuk membacanya?” tanya Yuri gugup.

“Ya, tentu saja! Kau mau gimana lagi? Ayolah Kwon Yuri… Kan kamu udah lama pdkt sama dia, masa ragu- ragu lagi sih! Tuh, Jessicanya sudah ada. Sana sana!” ucap Tiffany sambil mendorong Yuri keluar semak. Yuri pun jatuh tersungkur dan Jessica yang ada disana terkaget melihat Yuri yang tiba- tiba saja muncul dari balik semak.

“KYAAAAA~ Yuri? A… Ada apa memanggilku kesini?” tanya Jessica gugup.

“Emmm… Ini… Aku ada bikin komik baru, silakan dibaca ^^” ucap Yuri malu- malu. Jessica pun mengambil sebuah amplop coklat yang berisi sketsa komik buatan Yuri. Jessica pun membacanya dengan penuh penghayatan. Tiba- tiba wajahnya memerah. Yuri pun angkat bicara.

“Jessica, sudah lama aku menyukaimu. Will you be my girlfriend?” tanya Yuri sambil tersenyum. Wajah Jessica makin memerah. Tak lama kemudian, Jessica mengangguk.

“Ne, i will. I love you too, Yuri,” ucap Jessica malu- malu. Tiba- tiba Yuri merengkuh Jessica lembut. Tiffany hanya melihat mereka berdua dari balik semak belukar. Tiffany hanya tersenyum. Tiba- tiba Yuri memanggil Tiffany.

“Tiffany! Kemari!” ucap Yuri sambil memanggil Tiffany. Tiffany yang bingung pun hanya menghampiri Yuri.

“Wae, Yuri?” tanya Tiffany bingung.

“Sica, Tiffany lah yang membuatku mantap untuk menyatakan perasaanku padamu :D” ucap Yuri senang.

“Jjinjja? Waaah… Gomapta Fany- aa… >.<” ucap Jessica senang.

“Cheonma, Sica ^^” ucap Tiffany.

“Nah, sekarang aku akan mempertemukanmu dengan seseorang, dia menawarimu pekerjaan untuk berkolaborasi loh :D” ucap Yuri senang.

“Mwo? Siapa?” tanya Tiffany bingung. Tiba- tiba ada seorang yeojya manis yang berdiri di belakang Tiffany.

“Annyeong, namamu Tiffany Hwang kan?” tanya yeojya itu.

“Ne…” ucap Tiffany.

“Namaku Kim Taeyeon, anak klub fotografi. Kamu yang namanya Tiffany Hwang kan?”

“Ne, Taeyeon. Aku juga anak klub fotografi. Apa Taeyeon mau berkolaborasi denganku?” tanya Tiffany.

“Ani, aku bukannya mau berkolaborasi denganmu. Tapi aku sedang mengikuti kontes fotografi. Kau cantik sekali. Kamu mau nggak jadi modelku?” tanya Taeyeon ramah. Tiffany pun tersenyum cerah.

“Ne, aku mau. Mohon kerjasamanya, Kim Taeyeon!” ucap Tiffany senang.

Taeyeon pun menjabat tangannya sambil tersenyum hangat pada Tiffany.

“Mohon kerjasamanya juga, Tiffany Hwang :)” ucap Taeyeon sambil tersenyum pada Tiffany.

Sepertinya, perjalanan cinta Tiffany bukannya berakhir, bahkan sepertinya baru dimulai sekarang 🙂

THE END

Gimana? Pasti geje u,u

Mohon kritik dan sarannya yah, usahakan DON’T BE A SILENT READER, chingu ^^

Dan 1 lagi, disini NO BASHING, ok? Jadi kalau nggak suka, yah nggak usah baca ^^

Gomapta~ ^^

Sampai jumpa dalam karya saya yang berikutnya 😀