FF JongKey: I’m Not Him!

Annyeong! Author balik lagi >3< *wave*

Kali ini, karena bosan sama random couple yang dipandang di lappy sehari- hari, author bakal coba buat FF JongKey Couple dengan taraf normal a.k.a nggak yadong ^^

Bagi yang nggak suka pairing yaoi/ JongKey, daripada nge- bash tolong jangan dibaca, ne?

Arraseyo, happy reading chingu 😀

\(^.^)/

“Jonghyuuuun~! Jangan parkir mobilnya disini! Aku kan’ nggak bisa turun jadinya >.<” pekik Key saat Jonghyun memarkir mobilnya tepat di depan pagar rumah Key.

“Mianhae, Key TT^TT” ucap Jonghyun memelas seraya memajukan sedikit mobilnya.

“Duh, kau ini nggak bisa kira- kira banget deh. Nggak seperti Onew >.<” protes Key dengan bibir mengerucut. Jonghyun hanya terdiam. Kenapa… Selalu menyebut- nyebut nama namja itu… Padahal…

Flashback POV

Hari ini adalah hari yang benar- benar berkabung. Hari ini adalah hari kematian Lee Jinki, atau yang biasanya disapa sebagai Onew karena gagal jantung. Semua keluarga dan kerabatnya pun ikut serta dalam upacara pemakamannya, tak terkecuali pacarnya, Kim Kibum yang biasa disapa Key. Key hanya bisa meratap dan menangis tersedu- sedu di depan makam Onew. Adik Onew, Lee Taemin pun mencoba menenangkan ‘kakaknya’ itu.

“Hyung… Sabarlah… Ini memang sangat menyakitkan untuk kita, tapi Tuhan sudah menginginkan Onew hyung untuk kembali,” ucap Taemin pelan sambil mengelus punggung Key.

“Onew… Dia… Dia adalah yang terbaik yang pernah aku miliki… Dia begitu perhatian padaku… Padahal selama ini, banyak orang yang menganggap kalau aku ini cerewet… Tapi dengan senangnya, dia bilang kalau aku adalah orang yang sangat baik…” tangis Key.

“Hyung, Onew hyung memang baik. Makanya Tuhan ingin Onew hyung segera pulang untuk menemuinya… Hyung yang tabah, ne?”

“Eung… Gomapta, Minnie :)” ucap Key sambil tersenyum ke arah Taemin.

Sejak hari itu, Key sering berziarah ke makam Onew. Tapi saat berziarah, ia selalu bertemu dengan seorang namja yang selalu berziarah ke makam ummanya. Namja itu bernama Jonghyun. Mereka berdua berkenalan dan merasa cocok satu sama lain, lalu tak lama kemudian mereka pun menjalin hubungan.

Flashback POV End

“Kalau Onew, pasti langsung membukakan pintu untukku =3=” cibir Key.

“Mmm… Kalau begitu, nanti akan selalu kulakukan untukmu ^^” ucap Jonghyun dengan tampang bahagia. Key pun terhenyak melihat senyum manis Jonghyun.

“Aih, Jonghyun~ Kau manis sekalii~” ucap Key gemas sambil mencubit pipi Jonghyun yang hanya tersenyum, “Oh ya Jonghyun, katanya besok ada pusat perbelanjaan yang baru dibuka. Kita ke sana yuk?”

“Hah? Besok? Jam berapa?” tanya Jonghyun setelah mereka berdua masuk ke rumah Key dan duduk di ruang keluarga.

“Ne, besok, jam 13.00 setelah aku pulang dari kampus. Gimana? Mau yaa~” bujuk Key.

“Mianhae, Key… Besok aku ada latihan sepak bola jam segitu. Sore saja yah?”

“Huuh~ Jonghyun babo! Kalau Onew, pasti langsung mau =3=” cibir Key. Jonghyun pun menjadi sedikit kesal.

“Arraseyo, sesukamu lah! Besok jam 13.00 aku jemput! Kau siap- siap yah. Aku pulang dulu,” tukas Jonghyun sambil keluar dari rumah Key, lalu mengendarai mobilnya pulang.

“Ya! Tunggu! Kau bahkan belum pamitan padaku!” teriak Key seraya mengejar mobil Jonghyun, tapi tak terkejar.

‘Fuuh… Percuma saja aku mencari pacar pengganti sebaik Onew, memang cuma dia saja yang bisa sebegitu baiknya padaku,’ gumam Key dalam hati.

Jonghyun POV

Aigoo! Key itu! Kenapa dia selalu memaksakan kehendaknya sendiri? Kenapa dia selalu membandingkanku dengan Onew? Apa dia pacaran denganku hanya karena aku akan dianggap sebagai ‘The Second Onew’ baginya? Ah, muak rasanya memikirkan itu. Rasanya aku ingin mengatakan sesuatu padanya, tapi… Aku terlalu mencintainya… Begitu mencintainya sampai aku tak mau melepaskannya…

Jonghyun POV End

The next day… Key’s House, 13. 15 pm

“Key~” panggil Jonghyun sambil mengetuk pintu rumah Key. Pintu rumah pun dibuka oleh Key dengan wajah galaknya.

“Terlambat 15 menit!” ucapnya singkat.

“Mi… Mianhae, Key… Tadi aku minta izin dulu dengan pelatih sepak bola, ia mempermasalahkan jumlah kehadiranku di tempat latihan yang tidak terlalu aktif. Dia bilang kalau sampai aku nggak latihan lagi minggu depan…”

“Alasan! Kau ini, bilang saja kau mengantarkanku malas- malasan. Kalau Onew yang menjemputku, pasti dia akan datang tepat waktu, bahkan lebih awal daripada jam yang telah kutentukan! Baiklah, karena kau sudah terlambat, ayo pergi saja,” cerocos Key enteng, lalu meninggalkan Jonghyun yang masih terpaku di pintu depan rumah Key, “Hoi! Sini, Jonghyun! Jangan membuang- buang waktu!”

Jonghyun pun kembali merasakan dirinya terkoyak. Tapi ia tak bisa berbuat apa- apa. Dia pun masuk ke mobil dan menyetirnya dengan wajah datar. Key pun berbicara padanya.

“Hei Jonghyun, apa aku terlihat kyeopta hari ini?” tanya Key malu- malu. Tapi Jonghyun tak menjawab.

“Jonghyun! Ya! Kalau Onew pasti langsung memuji penampilanku,” cibir Key. Tapi Jonghyun tetap diam.

“Jonghyun!” teriak Key.

“Key, tolong jangan ganggu aku saat menyetir,” ucap Jonghyun pelan.

“Huh! Kalau Onew, pasti ia akan terus bicara denganku dan menatap wajahku dengan penuh cinta!” teriak Key. Jonghyun pun menjadi amat sangat kesal dengan kelakuan bodoh Key.

“Arraseyo! Aku akan menyetir sambil bicara dan menatapmu!” teriak Jonghyun kesal sambil menatap wajah Key. Tiba- tiba sebuah mobil datang dari arah depan.

“Jonghyun! Ada mobil!” teriak Key. Jonghyun yang kaget pun langsung membanting stir. Mobil mereka pun terhindar dari kecelakaan dan mereka berhenti sebentar untuk mengatur nafas.

“Uhh… Hampir saja… Terimakasih, Tuhan…” ucap Jonghyun lega. Key pun masih sibuk mengatur nafasnya. Kemudian ia berujar dengan dongkol.

“Kau ini mau membahayakan nyawaku yah? Kalau Onew, pasti ia bisa menyetir dengan benar,” omel Key. Jonghyun hanya diam, tak bisa membalas.

Mereka pun melanjutkan perjalanan dan tak lama kemudian mereka sudah sampai di department store. Tiba- tiba Jonghyun dan Key bertemu dengan KyuMin dan EunHae Couple.

“Annyeong Jonghyun, annyeong Key!” ucap 2 couple itu.

“Annyeong hyung!” ucap Key senang.

“Annyeong,” ucap Jonghyun sambil membungkukkan badannya.

“Kalian sedang nge- date?” tanya Eunhyuk pada Jonghyun dan Key.

“Ne ^^” ucap Jonghyun.

“Mmm… Jonghyun hanya menemaniku belanja…” ucap Key. Jonghyun pun tersentak kaget. Hanya menemaninya belanja, katanya? Ya Tuhan…

“Oh ya, disana ada butik baru loh! Nama butiknya ‘Gerlan Jeans.’ Modelnya keren- keren loh! Kita kesana yuk!” ajak Sungmin yang dari tadi memeluk lengan Kyuhyun.

“Ne, aku ikut! Jong, mau ikut?” tanya Key pada Jonghyun yang sejak tadi termenung.

“Mm… Ne…” ucap Jonghyun pelan. Mereka pun pergi menuju ke Butik Gerlan Jeans. Sesampainya disana, mereka pun memilih baju sesuai dengan selera masing- masing. Couple KyuMin membeli jaket couple kembar, sedangkan Couple EunHae masih sibuk memilih- milih baju. Begitu pula dengan Key dan Jonghyun.

“Jonghyun! Kamu mau jaket ini nggak?” ucap Key senang sambil menunjukkan sebuah jaket pink dengan aksesoris yang ramai pada Jonghyun.

“Mwo? Apa ini?” tanya Jonghyun kaget.

“Ini? Ini jaket. Gimana? Mau beli nggak? :D” tanya Key senang.

“Ani, Key. Yang lain saja deh…”

“Uuh, dasar Jonghyun babo, nggak tahu style! Kalau Onew, pasti ia akan menerima apapun yang aku beri =3=” keluh Key sambil ber- aegyo. Tapi Jonghyun sama sekali tak menggubris keluhan bodoh Key itu. ‘Mana ada yang mau ditindas olehmu selain Onew,’ gumamnya dalam hati.

“Hmm… Gimana kalau kemeja stripe ini? Hitam putih loh, mau nggak?” tanya Key senang.

“Boleh. Ini baru bagus ^^” ucap Jonghyun dengan wajah bahagia, atau yang lebih tepatnya dipaksakan bahagia. Tapi memang baju pilihan Key kali ini lumayan bagus. Tak aneh dan nyentrik seperti jaket pink tadi.

“Nah, sudah kubilang kan? Semua pilihanku pasti bagus :D” ucap Key senang, “Oh ya, gimana kalau yang ini? Aku mau beli untukku ^^” ucap Key sambil menyodorkan sebuah jaket ungu bergambar wajah kartun.

“Hmmm… Bagus kok. Kelihatannya cocok banget untukmu. Sana, coba di kamar pas :D” ucap Jonghyun ramah.

“Temani masuk ke kamar pas dong? :9” goda Key tiba- tiba. Jonghyun pun kaget dengan reaksi Key yang ‘tiba- tiba’ seperti ini.

“Emm… Ah, mian… Aku tak bisa…” ucap Jonghyun terbata- bata.

“Aih… Kalau Onew, pasti menemaniku ganti di kamar pas selama berjam- jam >3<” keluh Key. Akhirnya Jonghyun pun menuruti perintah Key, sekaligus mencoba kemeja stripe yang ditunjukkan oleh Key tadi. Tak lama kemudian mereka pun keluar dari kamar pas dan membayar baju masing- masing.

“Kita pulang yuk Jonghyun~” ucap Key, “Key udah capek nih…”

“Arraseyo. Hyung, kami pulang dulu yah. Annyeong higaseyo~” ucap Jonghyun sambil membungkuk pada Kyuhyun, Sungmin, Eunhyuk, dan Donghae. Kemudian Jonghyun dan Key pun berjalan ke parkiran. Tiba- tiba Key merasakan sesuatu.

“Jonghyun, aku mau pipis nih… Aku balik ke mall bentar yah…” ucap Key pada Jonghyun dengan tampang memelas.

“Mwo? Kau mau pipis?” tanya Jonghyun untuk memastikan kalau ia tak salah dengar.

“Ne, beneran… Tunggu disini bentar yah Jong…”

“Ne…”

Key pun kembali berlari masuk ke mall. Jonghyun hanya tersenyum dan menunggu Key. Tapi 3 jam kemudian ia belum datang. HP nya pun tak bisa dikontak. Jonghyun pun mulai gelisah. Hujan pun turun. Ingin rasanya ia pergi duluan ke parkiran dan masuk ke mobil, tapi dia sudah berjanji pada Key kalau ia harus menunggu di tempat itu. Bagaimana kalau Key sampai tersesat?

Sudah 4 jam lebih, pikir Jonghyun. Ia kembali mengontak HP Key, tapi sama sekali tak tersambung. Terlintas di pikiran Jonghyun untuk menyusul Key ke dalam mall. Tapi bagaimana kalau saat Jonghyun masuk ke mall mencari Key, Key malah sudah keluar dari mall dan mencari- cari Jonghyun kemana- mana. Kini pikiran buruk pun menghantui Jonghyun. Ia sudah tak peduli dengan bajunya yang basah semua. Yang ada di pikirannya saat ini hanya Key. Key.

Tiba- tiba orang yang dinantikan Jonghyun muncul dari balik pintu mall. Ya, itu adalah Key. Tapi kenapa dia membawa banyak kantung belanja? Jonghyun pun menghampiri Key yang kelihatan tenang- tenang saja.

“Key, kenapa kau…” tanya Jonghyun, tapi terputus karena Key sudah keburu menjawabnya.

“Kenapa? Jelas saja aku belanja. Kenapa?” tanya Key tanpa rasa bersalah.

“Kau bertanya kenapa? Aku menunggumu disini selama 4 jam lebih, diguyur hujan dan kekhawatiran, kenapa kau malah belanja sendiri tanpa memberitahuku?” tanya Jonghyun kesal.

“Onew malah pernah menungguku seharian. Ini masih belum seberapa. Ayo ke parkiran. Tolong bawakan kantung belanjaku,” ucap Key sambil menyerahkan semua kantung belanjanya pada Jonghyun. Jonghyun hanya pasrah dan membawanya ke mobil. Mereka pun menaiki mobil dan tak lama kemudian mereka sampai di rumah Key. Jonghyun pun membukakan pintu untuk Key dan membawa semua barang belanjaannya ke dalam rumah kosong itu.

“Huft… Entah kenapa hari ini aku merasa nggak seru denganmu, Jonghyun… Bersama Onew masih jauh lebih seru…” ucap Key datar sambil berdecak sendiri. Jonghyun pun angkat bicara setelah banyak bungkam.

“Kenapa kau selalu berbicara tentang Onew?” tanya Jonghyun pelan.

“Mwo?”

“Kenapa kau selalu menyamakanku dengan Onew! Kenapa kau selalu menginginkan aku melakukan apa yang Onew lakukan padamu! Aku memang tak sesempurna Onew, tapi tolong jangan samakan aku dengan dia! Aku sangat mencintaimu, tapi aku tidak mau kalau begini caranya!” teriak Jonghyun kesal. Matanya mulai berkaca- kaca, tapi ia berusaha membendungnya. Key pun membuka mulutnya, tapi tak sanggup berbicara karena Jonghyun keburu meneruskan ocehannya.

“Aku tahu, di saat seperti ini, kau pasti akan berkata, ‘Kalau Onew pasti ia tak pernah membentak atau memarahiku kalau aku melakukan kesalahan.’ Tapi maaf saja, aku KIM JONGHYUN, bukan LEE JINKI! Dan aku tidak akan bisa jadi sebaik Onew. Maaf saja untuk semua ini. Kalau kau memang tak suka dengan semua ini, KITA PUTUS SAJA!” teriak Jonghyun lagi. Kini air matanya telah mengalir. Ia pun beranjak dari rumah Key. Key hanya tertegun.

Jonghyun POV

Key, maafkan aku… Sebenarnya aku memang sangat mencintaimu. Aku nggak mau kalau kamu sampai terluka. Tapi kalau begini caranya, semua orang juga akan berkata hal yang sama padamu, bahkan aku tak tahu kalau orang lain mungkin akan main kasar denganmu. Kumohon… Berubahlah, Key…

Jonghyun POV End

The Next Day…

Jonghyun terbangun di rumahnya denga rasa sesal. Kenapa kemarin ia sampai lepas kendali di hadapan Key? Sekarang Jonghyun merasa bodoh. Pasti pagi ini juga, hubungannya dengan Key tinggal sebuah kenangan saja.

‘Terima saja takdirmu yang menyedihkan ini, Kim Jonghyun… Kau memang bukan namja yang pantas untuk bersanding dengan seorang Diva Key…’ gumamnya dalam hati. Ia pun berjalan gontai menuju ke luar kamar. Tiba- tiba ia mencium bau harum. Seperti makanan. Jonghyun pun turun untuk memastikan. Dan benar saja, di atas meja banyak hidangan yang terlihat sangat enak. Tapi tak ada seorang pun disini. Selama ini kan, Jonghyun tinggal sendiri. Jadi siapa yang memasak ini semua?

‘Apa appa sudah pulang yah? Tapi appa kan nggak bisa masak?’ gumam Jonghyun bingung, ‘Jangan- jangan arwah umma…’ pikirnya.

Jonghyun pun menelusuri seluruh rumah, tapi hasilnya benar- benar nihil. Tiba- tiba ia mendengar suara- suara dari kamarnya. Jonghyun pun segera menuju ke kamarnya dan mendapati Key yang terbaring di lantai, ditimpa baju- baju dan selimut yang ada di dalam lemari pakaian Jonghyun yang memang isinya acak- acakan. Jonghyun pun segera menyingkirkan selimut- selimut dan pakaian- pakaiannya yang menimpa tubuh mungil Key.

“Key, gwenchanaeyo?” tanya Jonghyun khawatir.

“Ehehehe… Gwenchana ^^;;” ucap Key pelan.

“Kenapa kau ada disini?” tanya Jonghyun bingung.

“Ani, aku hanya ingin minta maaf soal kemarin…” jawab Key sambil menundukkan kepalanya. Jonghyun pun terdiam melihat penampilan Key. Dia tidak stylish dan fashionable seperti biasanya. Dia hanya memakai kaos putih dan celana pendek warna hitam dibalik sehelai apron (celemek) pink dengan motif stripe putih. Jonghyun pun merangkul Key.

“Kita bicarakan di dapur saja, eoh?”

“Eung… Ah!” teriak Key tiba- tiba.

“Ah, waeyo, Key?” tanya Jonghyun yang lalu kaget saat melihat kaki Key yang penuh darah. Jonghyun pun segera menggendong Key dan mendudukkannya di kasur, kemudian mengambil kotak P3K untuk mengobati kaki Key.

“Kenapa kaki indahmu jadi seperti ini, Key? Ya Tuhan…” ucap Jonghyun khawatir.

“Tadi aku menerobos masuk rumahmu lewat ventilasi… Aku memanjat pohon, lalu jatuh dan kakiku berdarah karena nyangkut di semak bunga mawar TT^TT” cerita Key sambil sesekali mengaduh dan mendesah kesakitan.

“Aigoo… Dasar aneh… Kenapa kau tak mengetuk pintu saja. Repot kan, kalau sudah begini…”

“Habisnya, kalau ingat kejadian kemarin, pasti Jonghyun nggak akan mau bukakan pintu rumah buatku…” ucap Key nanar, “Aaaaaaaaaahhhhh~ Jonghyun, sakiiit~! Nggggh~” teriak Key sambil menjambak rambut Jonghyun.

“KYAAAAAAAA~! Jangan jambak rambutku, Key! Aku kan’ sedang mengobatimu…”

“Ahhhh… Perih… >.<”

“Tahan sebentar yah, aku perban dulu… Nah, selesai,” ucap Jonghyun. Sekarang kaki kiri Key telah diperban.

“Emm… Sudah yah? Gomapta, Jonghyun…”

“Ne, cheonma… Ayo kita ke ruang makan,” ucap Jonghyun sambil menggendong Key turun ke ruang makan. Mereka pun makan pagi berdua hari itu.

“Jonghyun…” ucap Key pelan.

“Hm?”

“Mianhae soal kemarin… Aku… Aku terlalu manja padamu… Aku selalu menuntut agar kau bisa melakukan semua hal seperti layaknya Onew. Maafkan aku… Maaf…” ucap Key sambil menangis. Jonghyun pun menatapnya dengan tatapan lembut.

“Aku juga ingin minta maaf, kemarin aku terlalu kasar padamu. Aku juga telah membentakmu begitu keras. Maafkan aku,” ucap Jonghyun pelan. Key masih terisak- isak.

“Aku… Aku takut… Jangan berpisah dariku…” ucap Key sambil menangis. Jonghyun pun merengkuhnya dengan lembut.

“Aku tak akan meninggalkanmu, Key… Karena aku mencintaimu… Aku tak akan pernah meninggalkanmu, aku pun akan berusaha untuk melakukan semuanya seperti Onew .. hmpp…” kata- kata Jonghyun pun terputus karena Key menciumnya dengan lembut, kemudian melepaskannya perlahan.

“Jangan jadi Lee Jinki…”

“Mwo? Wae?”

“Kemarin kau bilang sendiri kan? Kau bukan Lee Jinki, tapi Kim Jonghyun, namja chinguku ;)” ucap Key sambil mengedipkan sebelah matanya. Jonghyun terperangah. Kemudian ia memeluk Key erat- erat.

“Hmmph~ Jonghyun~”

“Saranghaeyo Key! Aku akan selalu menjagamu~” ucap Jonghyun senang.

“Kalau begitu, boleh dong suapi aku, dengan cara Kim Jonghyun, ne?” ucap Key senang.

“Tentu saja! Aku akan melakukannya dengan cara Kim Jonghyun! :D” ucap Jonghyun semangat.

“Tapi sebelumnya, aku minta cium dulu :P” ucap Key jahil. Mendadak wajah Jonghyun memerah. Tiba- tiba Key tertawa tebahak- bahak. Merasa dikerjai, Jonghyun pun protes.

“Ya! Dasar Key usil! DX” teriak Jonghyun kesal.

“Hahahaha~ Habisnya… mmmhh…” tiba- tiba kata- kata Key terputus karena Jonghyun telah menciumnya, lalu melepaskannya. Sekarang wajah Key yang merah padam seperti kepiting rebus.

“HAHAHA~! Key memerah! Seperti KEYpiting rebus~ KYAHAHAHAHA~” tawa Jonghyun pun menggelegar. Key hanya tersenyum simpul.

“Hei, Jonghyun…”

“Hehehe, apa?”

“Aku yakin, hubungan ini pasti bisa terus berlanjut selamanya :’)” ucap Key senang. Jonghyun pun tersenyum, lalu merangkul dan mengelus kepala Key.

“Tentu saja Key. Hubungan ini pasti akan terus dan selalu bertahan… Selamanya…”

THE END

Fuahh~ Akhirnya selesai…. *author nari samba – abaikan*

Gimana? Ceritanya jelek? Gaje? Kacau? =3=

Mohon kritik dan sarannya yah ^^

Kalau yang nggak suka, tolong jangan baca, apalagi nge- bash ^^/ *author cinta damai*

Gomapta~ ^^

Sampai jumpa dalam karya saya yang berikutnya 😀

FF 2Min: A Scooter Called 2Min

Annyeong chingu, kali ini author balik dengan FF 2min. Yah, sebenarnya ini terinspirasi dari usulannya appa saya, tapi saya permak sedikit. HATE YAOI/ 2MIN, DONT READ, DONT BASH, ok?

Happy reading~!

\(^.^)/

Tangisan dari rumah itu… Kian menggema… Rumah besar yang semula anggun itu, kini menjadi suram. Dari dalam garasi di rumah itu, terdengar isakan tangis yang sangat memilukan. Ruangan itu cukup luas, bahkan terlalu luas untuk disebut sebagai sebuah garasi. Ruangan itu hanya diisi dengan sebuah skuter matic pink limited edition yang ditutupi oleh kain penutup berwarna hitam terparkir di tengah- tengah garasi. Di samping skuter matic itulah, seorang namja bercelana pendek yang memakai kemeja kebesaran itu menangis tersedu- sedu sambil meremas sebuah kertas yang kini sudah amat sangat lusuh…

Flashback POV

“Taeminnie, ini rumah baru kita!”

“Wah, Minho hyung… Apa benar kita hanya akan tinggal berdua saja disini?” tanya Taemin pada suaminya, Minho.

“Ne, tentu saja Taeminnie. Kita kan’ sudah menikah, boleh dong kita punya rumah sendiri. Onew hyung dan Key saja sudah punya, kenapa kita tidak? ;)” ucap Minho, suami Taemin sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Ummm… Hyung… Rumah ini… Apa hyung beli dengan uang hyung sendiri?”

“Ani, hyung tak membelinya :)”

“Lalu?”

Minho pun menatap Taemin yang bingung dengan lembut, kemudian mengelus kepalanya pelan.

“Hyung mendesain rumah kebahagiaan kita ini hanya untukmu,” ucap Minho sambil mengecup kening Taemin.

“KYAAAAAAAH~ Hyung!” teriak Taemin sambil sedikit mendorong tubuh Minho.

“Hahaha… Dasar Taeminnie! Kita kan’ sudah menikah, jadi hyung bebas berbuat apa saja denganmu :D” kekeh Minho geli. Rupanya, setelah menikah pun, kebiasaan Taemin malu- malu dan sok jual mahal masih belum hilang juga.

“Hyung babo ih! Udah ah, kita berbenah rumah dulu!” omel Taemin kesal dengan wajah yang memerah.

“Eh, tunggu dulu! Hyung masih punya sesuatu untukmu :D” ucap Minho sambil menarik tangan Taemin ke garasi. Di garasi itu, terparkir sesuatu yang ditutupi dengan kain penutup berwarna hitam.

“Mwo? Apa itu hyung?” tanya Taemin polos.

“Hihihi… Ini juga hadiah pernikahan dari hyung spesial untukmu, Taemin,” ucap Minho sambil membuka kain penutup itu dan menyibakkannya dengan gaya matador, “TADAAAAAAA~!”

Rupanya sesuatu yang ditutupi itu adalah sebuah skuter matic limited edition keluaran terbaru. Dan tebak warnanya apa? Ya, warnanya adalah ‘Pastel Pink.’

“Eh, apa itu hyung? Motor, ne?” tanya Taemin lagi.

“Aigoo… Istriku sayang… Ini bukan motor… Cobalah lebih mendekat lagi…” ucap Minho sambil menggandeng Taemin, “Ini namanya skuter matic. Mirip motor mainan gitu, nggak perlu SIM dan plat nomor kendaraan. Kan’ lumayan buat jalan- jalan sore, atau belanja ke pasar. Gimana? Bagus nggak?” tanya Minho. Taemin pun mengangguk senang dan memeluk Minho.

“KYAAAAAAAA~ Gomapta, hyung! >.<” ucap Taemin senang. Minho hanya mengelus kepala Taemin lembut.

“Arraseyo, apa kau mau jalan- jalan nanti sore? Sekalian kita coba skuter ini ^^”

“Eung!” angguk Taemin semangat.

“Baiklah, kita tidur siang dulu, ne? Jam 4 sore nanti akan hyung bangunkan ;)”

“Ne ^^”

Mulai hari itu, setiap sore mereka selalu berjalan- jalan mengendarai skuter itu. Minho selalu menyetir dan Taemin dibonceng dibelakangnya. Tapi lambat laun, kesehatan Minho pun mulai melemah. Sudah berulang kali ia pingsan, dan berulang kali juga Taemin memaksanya untuk pergi ke dokter. Tetapi Minho selalu menolak untuk ke dokter, dengan alasan hanya terlalu capek bekerja di kantor. Mereka juga masih sering berjalan- jalan. Tapi kali ini Taemin yang membonceng Minho dengan mengendarai skuter itu. Pada suatu pagi, Minho bangun dengan wajah yang amat sangat pucat.

“Mwo? Hyung… Kenapa wajahmu sepucat itu… Hyung sakit, eoh? Istirahatlah dirumah…” ucap Taemin khawatir sambil memegang dahi Minho.

“Ah, ani… Kemarin hyung tak bisa tidur… Jadi nggak tidur semalaman deh, hehehe… Nih, saat hyung melihatmu saja, pusing- pusing hyung sudah sedikit hilang :D” gombal Minho sambil mengecup dahi Taemin. Wajah Taemin hanya memerah dan mengabaikan gombalan Minho.

“Ah, dasar hyung… Dari dulu kalau urusan menggoda, hyung memang paling jago u,u” cibir Taemin pada Minho yang hanya tersenyum simpul. Taemin pun meletakkan dua piring roti bakar di meja makan, kemudian duduk di sebuah kursi yang menghadap Minho. Ditatapinya wajah dan mata Minho yang menerawang entah kemana. Lalu tiba- tiba Minho angkat bicara.

“Taeminnie…” ucap Minho pelan.

“Ne, waeyo, hyung?”

“Kalau kau bisa memilih, kau ingin kehilangan aku atau dirimu sendiri?”

Taemin seketika terhenyak mendengar kata- kata Minho. Suasana pun mendadak canggung. Lalu Taemin pun bicara.

“Emm… Aku akan memilih kehilangan diriku sendiri, dearipada harus kehilangan hyung :)” ucap Taemin dengan senyum menawan yang membuat Minho terhenyak, “Kenapa tanya seperti itu?”

“Mmm… Ani, hanya ingin tahu saja…”

“Jangan- jangan… Hyung mau gombal lagi yah? Uuuh! Udah tau kaliii~ :P” ledek Taemin pada Minho yang lagi- lagi hanya tersenyum simpul, kemudian melahap roti bakar perlahan.

‘Sungguh berbeda sekali Minho hyung pagi ini,’ gumam Taemin dalam hati.

Tak lama kemudian, Minho pun bergegas ke kantor. Taemin pun mengantarkan Minho ke pintu depan.

“Hyung, selamat jalan. Hati- hati, ne? Ini bekal makanannya ^^” ucap Taemin sambil menyerahkan sekotak bekal pada Minho, kemudian Minho mencium pipi dan kening Taemin.

“Bye, Taeminnie :)” ucap Minho sambil melambaikan tangan. Tiba- tiba Taemin menarik tangan Minho.

“Hyung…”

“Hm? Wae?”

“Hyung… Pasti pulang kan?” tanya Taemin penuh khawatir.

“Hm… Mungkin…”

“Hyung ada lembur yah? Kalau begitu, pagi ini aku ingin lebih :P”

“Mwo? Maksudmu?” tanya Minho bingung. Taemin lalu menyentuh bibir Minho, lalu menyentuh bibirnya sendiri. Minho pun seketika tersenyum evil dan melakukan apa yang diminta oleh Taemin untuk beberapa saat.

“Sekarang kau mulai pervert, eoh?” cibir Minho pada Taemin yang hanya mengerucutkan bibirnya.

“Ani, hyung… memangnya salah kalau aku ingin? =3=”

“Ani. Kau boleh memintanya kapan saja ^^ Oh ya, tunggu sebentar yah!” ucap Minho sambil berlari ke dalam, sepertinya ke arah garasi. Tak lama kemudian, Minho kembali lagi.

“Ada apa hyung?” tanya Taemin.

“Ani, nggak ada apa- apa. Hyung pergi dulu yah. Annyeong higaseyo! ^^”

Taemin pun melambai. Entah apa yang membuatnya berpikir kalau ini adalah terakhir kalinya ia merasakan bibir tebal itu.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 malam tepat. Tapi Minho belum juga pulang. Taemin sangat gelisah. Ia terus- terusan berjalan mondar- mandir, lalu menelepon beberapa orang untuk mengusir kesepiannya. Bahkan Key sudah marah- marah karena waktunya dengan Onew harus diganggu deringan telepon tiap detiknya. Tiba- tiba telepon rumah Taemin berdering. Segeralah telepon itu diangkatnya. Tapi saat ini ia tak mengenal suara berat yang menjadi lawan bicaranya itu.

“Dengan Lee Taemin?” ucap suara di seberang telepon.

“Ne, ini siapa yah?”

“Kami dari kepolisian. Apa benar anda adalah istri dari Choi Minho?”

“Ne, ada apa?”

“Suami anda… Meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas…”

Taemin terperanjat. Dia pun segera mengeluarkan skuter dari garasinya. Ia segera meluncur ke Rumah Sakit Umum Shinwa. Begitu sampai, mayat suami tercintanya sedang menjalani autopsi. Taemin hanya bisa menangis, meratapi keadaannya yang sekarang akan dan memang harus siap untuk berpisah dengan Minho, padahal belum sebulan sejak menikahnya mereka… Dan saat mayat selesai di autopsi, ditemukan sebuah surat yang ditujukan untuk Taemin.

Flashback POV End

Taeminnnie, maaf, hyung sudah gagal menjagamu. Sebenarnya hyung sudah mempunyai firasat kalau hyung akan meninggalkanmu. Tapi kalau memang ini tak terjadi, pasti kamu tak akan menerima surat ini. Sekali lagi, maafkan hyung. Tapi, apapun yang terjadi, Taeminnie harus tetap kuat, harus tetap tabah, untuk menjadi namja yang kuat. Hyung yakin, Taeminnie pasti bisa. Mungkin raga hyung memang tidak ada di sampingmu sekarang ini. Tapi hyung akan selalu mengawasimu dan menjagamu, hyung akan selalu ada di hatimu 🙂

Kini tangisan Taemin mulai mereda. Ia mulai membaca kembali tulisan itu dengan seksama.

Taeminnie, aku tahu, saat membaca surat ini pun, kau pasti sedang menangis. Ya, kau tahu. Aku juga sedih meninggalkanmu. Tapi kau tak boleh terus- terusan begini. Di luar sana masih ada banyak peluang. Kau harus berjuang dengan semangat, tapi kau tak sendiri. Hyung akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Bangkit dan kendarailah skuter itu seperti sedia kala…

Taemin terbengong. Oh ya! Skuter! Taemin pun menyibak kain penutup itu dan melihat sebuah skuter kusam dibaliknya.

Skuter itu, adalah tanda cinta abadi hyung kepadamu. Kau boleh memberi nama apapun pada skuter itu. Jadi kau tak hanya bersama hyung, tapi juga skuter itu. Jagalah skuter itu baik- baik, jangan abaikan di garasi, atau bahkan di jual, ne? Banyak sekali kenangan manis disana. Dan coba tebak, apa isi keranjang dibalik jok nya? Kalau mau tahu, buka saja.

Taemin pun membuka jok itu dan dari dalamnya keluar sebuah balon gas bentuk hati yang bertuliskan hangul ‘saranghaeyo’ yang diikatkan ke keranjang yang sebenarnya adalah tempat menyimpan helm dibawah jok. Air mata Taemin pun kembali mengalir.

“Hyung… Dalam situasi begini pun hyung pandai menggombal…” tangis Taemin.

Arraseyo, hyung harap kau masih ingat jam jalan- jalan kita. Kalau tak ingat lagi, jam jalan- jalan kita itu adalah jam 4 sore. Arraseyo, semangat yah! Jeongmallo saranghaeyo 🙂

~Choi Minho~

“Aku ingat hyung… Gomapta :)” ucap Taemin sambil mengecup kertas itu. Kemudian ia membersihkan skuter itu dan pergi jalan- jalan ke taman pada jam 4 sore. Begitu sampai di taman, ia pun duduk di salah satu bangku yang dulu sering didudukinya bersama Minho. Tiba- tiba seorang namja ikut duduk di sebelahnya.

“Taemin ^^” ucapnya ramah. Rupanya itu adalah Jonghyun.

“Mwo? Annyeong Jonghyun hyung :)” jawab Taemin ramah.

“Sedang apa disini?”

“Duduk- duduk saja, kalau hyung?”

“Sama, sedang duduk- duduk saja. Oh ya, beberapa hari yang lalu Minho meninggal yah?”

“Ne… Wae hyung?”

“Begini… Aku merasa kalau tinggal sendirian adalah hal yang berat bagimu. Bagaimana kalau kau sementara tinggal di rumahku?” tawar Jonghyun. Tapi Taemin hanya menggeleng.

“Ani, gomapta, hyung. Aku bisa melakukannya. Karena aku tak sendiri, soalnya…” ucap Taemin sambil menyentuh dadanya lembut, “Minho hyung masih berada disini ^^” ucapnya senang. Jonghyun pun menghela nafas lega.

“Hmm… Kau sudah besar sekarang. Jangan paksakan diri, ne?”

“Eung! Aku pulang dulu hyung! Bye~” ucap Taemin sambil berlalu dengan skuternya.

‘Minho hyung, gomapta atas segalanya… Aku akan terus belajar dari pengalaman. Oh ya, aku sudah menemukan nama untuk skuter ini. Bagaimana kalau… 2Min?’

THE END

Nah, selesai deh~

Gimana? Jelek, aneh, atau geje? Pasti tiga- tiganya kan =,=

Tapi gomapta yah udah nyempatin baca~

Sampai jumpa dalam karya saya yang berikutnya 😀

FF SooSun Couple: Because I Always Care Everything About You [Part. 2]

Annyeong chingu! Nah, ini dia terusan FF nya~

Happy reading ^^d

\(^.^)/

Saat ini Sunny sedang terkulai lemas di halaman belakang. Dia tak peduli lagi dengan keributan yang dibuat Taemin yang kancing kemejanya dilepaskan satu- satu oleh Minho, tak peduli dengan Sulli yang memamerkan foto stikernya dengan Amber, tak peduli dengan Kyuhyun dan Sungmin yang tak pulang- pulang, bahkan dia tak peduli dengan suara perutnya. Dia juga tak peduli kalau appa dan ummanya akan menetap di Los Angeles selama 6 tahun terakhir ini. Satu- satunya yang ada di pikirannya saat ini adalah Sooyoung. Sementara itu, di halaman belakang…

“Hyung, jangan buka kemejaku :O” ucap Taemin polos sambil memegang tangan Minho pelan.

“Kau ini, minta dilepaskan dengan wajah datar begitu. Biarkan aku melepaskannya!” ucap Minho tanpa memedulikan ucapan Taemin, “Tuh kan, kamu nggak pakai pakaian dalammu lagi!”

“Ah~ Aku lupa, hyung :O”

Minho hanya menggeleng sambil tersenyum. Kemudian ia mengancingkan kembali kemeja Taemin.

“Kau ini, jangan lupa pakai dong! Kemejamu itu seperti transparan! Menggoda orang saja kau ini! Kalau Jjong lihat, habislah kau ==” gerutu Minho.

“Dia kan pacarku, hyung :O” ucap Taemin polos.

“Aigoo… Taemin!” bentak Minho. Tiba- tiba Sulli datang.

“Ah, Sulli, mianhae, aku tak bermaksud melakukan yang aneh aneh pada Taemin… Jangan bilang sama Sunny noona yah…” ucap Minho memelas.

“Aniyo, oppa. Aku bukan datang dengan tujuan itu. Nih, aku mau nunjukin foto stikerku dengan Amber eonnie. Gimana? Mesra kan?” ucap Sulli senang. Minho dan Taemin hany melihatnya dengan takjub.

“Waah… Rillakuma ini manis sekali… Noona foto dimana? Taemin juga mau foto dengan Jonghyun hyung!” ucap Taemin semangat.

“Di dekat Hyundai Department Store itu loh… Namanya ‘Doll Photo Box’. Di depannya ada badut Mr. Panda.”

“Waaaaaaaah~ Pasti keren yah XD” teriak Taemin senang.

“Hmmm… Bagus sih O.O” gumam Minho, “Eh, tapi Sunny noona mana yah? Biasanya kan kalau Tetem heboh, dia langsung datang…”

“Iya juga yah, oppa. Tadi sih Sulli lihat, Sunny eonnie lagi bengong sendiri :O” jawab Sulli.

“Apa Sunny noona sakit yah? Taemin jadi khawatir :O” sela Taemin dengan wajah polos.

“Mollayo, Taemin. Yuk kita lihat Sunny eonnie,” ucap Sulli seraya memegang tangan Taemin.

“Noona, Minho hyung gimana?” tanya Taemin.

“Gimana yah… Nggak usah ikut deh, tunggu disini aja :O”

“Hmm… Arraseyo, tunggu sebentar ya hyung! ;)” ucap Taemin sambil ber wink pada Minho yang wajahnya memerah, kemudian Taemin pun berlari masuk ke dalam bersama Sulli.

Sunny POV

Aigoo… Ada apa ini… Kenapa aku selalu kepikiran Sooyoung yah? Aduuh… Aku jadi bingung. Huft, ini semua gara- gara perkataannya tadi sih ==

Jujur saja, aku agak merasa gugup saat dia mengatakan hal seperti itu padaku. Tapi entah kenapa, aku merasa agak senang dan lega atas perkataannya itu. Ah, apa yang aku pikirkan! Jangan gila, Sunny! XO

Aku pun berpindah tempat duduk, dari halaman belakang, aku masuk ke dalam rumah dan menghempaskan diri di sofa di ruang TV. Kunyalakan TV untuk melihat acara yang membuatku dapat melupakan Sooyoung. Sesaat aku bisa membuat pikiran- pikiran tentang Sooyoung sirna. Tapi saat itu aku melihat sebuah acara kartun komedi kesukaan Sooyoung, Larva.

‘Hmm… Apa sekarang Sooyoung si Larva kuning sedang menonton acara ini juga yah… ‘

Aduuh! Lagi- lagi aku kepikiran Sooyoung! Iih! Eottokhe hajyeoo~ >.<

Mwo? Sulli dan Taemin datang? Ada apa ini? Apa mereka mau minta uang jajan lagi?

“Eonnie, waeyo? Kok dari tadi bengong saja?” tanya Sulli padaku.

“Ne, noona. Noona sakit yah? Kalau noona sakit, bilang yah… Taemin akan telepon Sungmin hyung dan appa agar mereka cepat pulang :(“ ucap Taemin dengan wajah polosnya.

Aigoo… Rupanya sikapku ini membuat seisi rumah khawatir, maaf saengi ku tersayang… Aku tak seperti Sunny yang biasanya yah…

“Ah, aniyo Sulli, Taemin… Aku nggak apa- apa kok… Hanya sedikit capek saja :D”

“Bener nih, eonnie?” tanya Sulli memastikan.

“Tenang saja noona, nanti noona istirahat saja, biar Taemin yang masak makan malam, ne?” ucap Taemin sambil tersenyum polos.

Aigoo… Betapa baiknya saeng ku ini :’)

“Arraseyo, gomawo, saengi..” ucapku sambil memeluk Sulli dan Taemin bergantian. Mereka hanya mengangguk senang.

“Wah, noona nonton Larva yah… Judulnya apa nih?” ucap Taemin sambil duduk di lantai.

“Judulnya… Apa yah… Oh, ya! Chicken!”

Kami pun menonton bersama, sedangkan Sulli harus ikut ekskul ballet. Tiba- tiba HP ku berdering. Begitu kulihat layarnya, rupanya SMS dari Hyoyeon.

Annyeong Sunny Bunny! Sedang apa? Kuharap kau tidak sedang berkelahi dengan Sooyoung XD

Agak kecewa. Yah, biasanya sih aku bahagia mendapat SMS dari Hyoyeon. Tapi kali ini… Kenapa… Aku menginginkan SMS ini adalah dari seorang Choi Sooyoung.

Annyeong Hyorengi. Aku tidak sedang berkelahi dengan Sooyoung kok ^^

Sekarang aku sedang nonton kartun dengan Taemin, saeng ku. Hyorengi sendiri sedang apa? 😀

Tak lama kemudian datang lagi balasan SMS dari Hyoyeon.

Hehehe… Aku baru selesai latihan basket. Capek sekali, tapi menyenangkan 😀 Kau suka basket? 😀

Oh ya, besok kamu mau datang ke pesta ulangtahunku nggak? Jam 17.00 sampai jam 21.00. Memang acara nya malam sih, tapi ini Girls Party. No boys, no problem, ne?

Pestanya dirumahku. Kalau kau bisa, aku menunggumu besok ^^

Ajak Sooyoung juga yah? Kalau bisa ajak saeng mu, Sulli dan yeojya chingunya, Amber.

Arraseyo?

Ultah Hyoyeon? Ah, iya! Kenapa aku bisa melupakan hari spesial Hyoyeon! Tentu saja aku akan datang! Ini kesempatan agar bisa mendekatkan diriku pada Hyoyeon. Tapi, aku merasa… Nggak baik mengajak Sooyoung kalau tujuanku kesana adalah untuk pedekate. Loh, kok aku jadi GR an sama Sooyoung yah? O.oa

Hmm… Aku nggak suka basket. Melelahkan banget. Lebih baik menjadi supporter saja deh… Aku kan’ lemah olahraga 😥

Ne, tentu saja aku mau. Aku akan datang besok, dengan Sooyoung. Sulli dan Amber juga akan kuajak ^^

“Noona, noona mau ke pesta ulangtahun Hyoyeon noona yah?” ucap Taemin yang sedari tadi melirik layar HP LG Cookie Pink milikku.

“Ne, besok Taemin jaga rumah, ne?” ucapku.

“Aniyo… Taemin ingin ikut noona. Boleh yaa?” rengek Taemin.

“Ani. Ini pesta untuk para yeojya!”

“Tapi Taemin ingin ikut~”

“ANI!”

“POKOKNYA TAEMIN MAU IKUT! LIHAT SAJA BESOK! HUH!” ucap Taemin sambil mematikan TV dan beranjak pergi.

“Ya! Taemin! Kenapa kau matikan TV nya? Ya! Dasar bandel!”

Taemin hanya berlari dan masuk ke kamarnya. Aku hanya bisa menggeleng. Sebenarnya dia itu anak baik dan polos. Tapi keras kepalanya, ampuuun~

Lalu aku menerima balasan dari Hyoyeon lagi.

Hahaha… Kamu ini, masih saja seperti dulu. Arraseyo, kau harus datang besok yah!

Pastikan kau tampil sangat cantik besok, ne? Aku mau les dulu yah~

Bye ^^

Wah… Aku jadi merindukan Hyoyeon nih… Tapi aku masih bingung tentang Sooyoung…

Sunny POV End

The next day…

16.25 PM

“Nah, tinggal dikasih blush on, sudah! Eonnie kelihatan cantik banget! XD” ucap Sulli senang. Sunny pun melihat wajahnya di kaca dan…

Neomu yeppeo

“Waah… Sunny eonnie… Neomu yeppeo >.<d” ucap Amber sambil mengacungkan jempolnya pada Sunny.

“Hehehe… Jjinjja? Gomawo, Amber ^^”

“Cheonma, eonnie ^^”

“Nah, kita berangkat sekarang, eonnie?” tanya Sulli pada Sunny yang kemudian hanya mengangguk. Saat mereka bertiga keluar dari kamar Sunny, tiba- tiba mereka terbelalak melihat seorang yeojya berambut blonde yang rupanya adalah TAEMIN.

“Aah… Neomu yeppeo… Ini temanmu, Sulli?” tanya Amber pada Sulli.

“Aniyo, Amber eonnie… Itu Taemin…” ucap Sulli sambil terbengong, “Dan dia memakai bajuku…”

“Ya, Taemin! Kenapa kau berdandan seperti yeojya? Dengan pakaian seksi seperti itu pula!” omel Sunny pada Taemin.

“Taemin kan’ udah bilang kalau Taemin mau ikut ke pesta juga!” rengek Taemin.

“Ani, pokoknya nggak boleh. Yuk, Sulli, Amber!” ucap Sunny sambil berlalu, diikuti Sulli dan Amber. Taemin hanya cemberut dan berlari ke Sungmin.

“Hyuuung~ Taemin mau ikut ke pesta dengan Sunny noona~” rengek Taemin pada Sungmin yang sedang sibuk menyusun acara ulangtahun untuk seorang murid di TK Shinwa, tempatnya bekerja.

“Mwo? Pesta? Kenapa Taemin berdandan seperti yeojya? Pakai wig segala…” tanya Sungmin sambil mengelus kepala saengnya.

“Ini kan’ pesta kostum di rumah Hyoyeon noona… Ayolah, hyung… Antarkan aku~” rengek Taemin lagi sambil bergelayut di lengan Sungmin, membuat Sungmin kesulitan untuk menulis. Ia pun menghentikan pekerjaannya sebentar, lalu berbicara pada Taemin.

“Hyoyeon? Kim Hyoyeon teman Sunny, eoh?” tanya Sungmin pada Taemin yang kemudian hanya mengangguk.

“Hmm… Arraseyo, hyung ganti pakaian dulu yah ^^” ucap Sungmin sambil berlalu dan menuju ke kamar untuk berganti pakaian.

‘Yes!’ gumam Taemin dalam hati.

Di mobil…

“Sunny eonnie sudah bisa menyetir mobil?” tanya Amber pada Sunny yang sedang menyalakan mesin mobil.

“Ne, tentu saja. Eonnie sudah punya SIM kok, tenang saja ^^d” ucap Sunny sambil mengeluarkan selembar kartu SIM dari dalam dompet pink nya.

“Waah… Hebat dong ^^”

“Gomawo Amber ^^”

“Sunny eonnie, Sulli boleh dengarkan lagu?” tanya Sulli pada Sunny yang hanya mengangguk. Sulli pun memasukkan sebuah DVD Hot Summer ke dalam DVD Player di mobil. Lagu Hot Summer pun terlantun dalam mobil selama perjalanan mereka ke rumah Hyoyeon.

Sooyoung POV

“Hmmm… Baju yang mana yah, yang harus aku pakai… Yang putih, atau yang biru… Ah, yang pink juga bagus~”

Aduuh… Kenapa aku jadi bego begini? Sebenarnya yang diundang Hyoyeon kan’ Sunny, kenapa aku yang jadi bego mikirin apa yang harus aku pakai untuk hari ini yah… Apa aku mau tampil cantik di depan Sunny? Ah, percuma saja. Dia nggak akan mempedulikanku kok =3=

Tok… Tok… Tok…

Ah, ada yang mengetuk pintu kamarku… Kubukakan saja dulu ah, siapa tahu itu…

“Sooyoungie, sudah siap?” ucap seorang namja bernama Choi Siwon, oppaku satu- satunya.

“Aniyo, oppa. Umma dan appa masih belum pulang?”

“Ne, kayaknya hari ini mereka berdua lembur lagi.”

“Ooh… Oppa mau pergi juga yah?”

“Ne ^^”

“Oppa rapi banget. Jangan- jangan oppa mau nge date yah? :D”

“Ne, benar sekali ^^d”

“Waah… Hebat! Sama siapa?”

“Rahasia :P”

“Huuu… Oppa nggak seru nih :P” cibirku. Oppaku ini, kalau ada apa- apa pasti nggak mau sharing ke aku. Wonder what he thinks about me =3=

“Hehehe… Kamu juga mau nge date?” tanya Siwon oppa kemudian.

“Aniyo, aku hanya mau ke pesta ulangtahun teman :O”

“Kamu dijemput?”

“Ne :D”

“Udah minta jemput belum?”

“AH! LUPA!”

Aduuuh… Gimana nih… Aku lupa minta jemput sama Sunny. Aich! Sooyoung babo! Mana yah, HP ku? Aduuh~

Ah, ini dia! Dasar! Aduuh…

Segera kutekan tombol dan kutelepon Sunny.

“Annyeong?” terdengar suara manis dari seberang telepon. Ne, itulah Sunny, kyeopta yeojya yang aku sukai.

“Annyeong, Sunny. Bisa tolong jemput aku nggak?”

“Mwo? Kau ini, kok nggak bilang- bilang sih, babo! Arraseyo, aku putar balik. Kau tunggu di depan rumah yah! Jangan sampai telat!”

“Ne, gomawoyo ^^”

TUT!

Telepon pun ditutup. Lagi- lagi, aku dimarahi Sunny gara- gara kecerobohanku. Sebenarnya aku begitu sedih atas hal ini. Aku tahu aku memang tak pantas untuknya. Aku sudah kalah telak dengan Hyoyeon dalam urusan kegesitan, kepintaran, postur tubuh, bahkan wajah pun aku sudah kalah jauh dengan Hyoyeon. Aku tahu, Hyoyeon adalah saingan beratku dalam mendapatkan Sunny. Terlebih, Sunny lebih menyukai Hyoyeon. Ah… Rasanya aku ingin berteriak saja. Ah, apa ini… Pipiku basah…

Mwo? Aku menangis yah? Aduh… Kenapa aku harus menangis di saat seperti ini! Tegarlah Sooyoung! Kau memang tak pantas berharap, tapi kau lebih tak pantas menangis dalam keterpurukan seperti ini!

Oh ya, aku harus menunggu di pagar depan rumah. Nanti Sunny repot lagi mencariku. Segera ku bersihkan wajahku dari air mata, kembali tersenyum dan mengambil gaun pink pastelku untuk dikenakan malam ini. Aku pun segera berlari menuruni tangga dan berpamitan pada oppaku. Kemudian aku berjalan menyusuri halaman depan rumah untuk menunggu di depan pagar rumahku yang besar dan tinggi.

Tak lama kemudian, datanglah sebuah mobil merah ruby yang berkilauan. Dari balik pintu kemudi, muncullah seorang yeojya manis dan cantik yang mengenakan gaun pink pastel yang sama denganku, dan memakai bando pita yang sangat lucu.

Itu Sunny.

Dia benar- benar sangat cantik hari ini.

“Annyeong Sooyoung! Sudah lama menunggu?” teriaknya dari kejauhan. Aku pun membalas teriakannya.

“Aniyo, aku baru saja siap! ^^” teriakku sambil setengah berlari.

“Sooyoung, jangan lari! Nanti kau kepeleset lagi!” teriaknya dengan muka sebal yang dipadukan dengan aegyonya. Sungguh sangat memesona.

Sooyoung POV End

Sunny POV

Sooyoung dengan gaun pink pastel dan high heels? Tentu saja terlihat sangat manis. Tapi… Mungkin aksesoris rambutnya kurang. Oh ya, aku punya tiara pink di dalam tas tanganku.

“Ya! Jangan lari- lari!” teriakku pada Sooyoung yang saat ini sedang berlari dengan terburu- buru, “Santai saja!”

“Ne, Sunny! ^^” ucapnya. Haduh… Biarpun ceroboh, aku masih saja tak bisa memungkiri bahwa tingkahnya itu sangat manis. Ia pun datang dan berdiri di hadapanku.

“Wah, Sunny… Hari ini kau cantik sekali…” ucapnya malu- malu.

“Gomawo, kau juga cantik…” balasku. Kulihat dia tersipu malu dan wajahnya memerah. Neomu kyeopta XD

Sunny POV End

Author POV

“Hm… Sooyoung, sepertinya aksesoris rambutmu kurang. Tunggu sebentar yah,” ucap Sunny sambil mengeluarkan sebuah tiara pink dari dalam tasnya, kemudian ia menyematkannya di rambut Sooyoung, “Nah, kau tampak sangat cantik sekarang :D”

“Ah… Gomawo ^^” ucap Soooyoung malu- malu.

“Arraseyo, ayo masuk. Hari ini jangan jatuh lagi yah?”

“Ne, aku sudah pakai contact lens ^^d”

Sunny dan Sooyoung pun masuk ke dalam mobil. Sunny duduk di bangku kemudi, sementara Sooyoung duduk di bangku sebelah kemudi.

“Annyeong, Sooyoung eonnie ^^” ucap Sulli dan Amber bersamaan.

“Annyeong, Sulli, Amber. Kalian ikut juga?” tanya Sooyoung pada mereka.

“Ne, eonnie. Wah, hari ini Sooyoung eonnie tampak sangat cantik :D” puji Amber.

“Hehehe… Gomawo (^^)7”

At party…

“Wah, disini ramai sekali yah…” ucap Sooyoung.

“Ne, ayo kita cari Hyorengi,” ucap Sunny sambil menarik tangan Sooyoung. Sulli dan Amber hanya bergandengan tangan dibelakang mereka. Tak lama kemudian mereka menemukan Hyoyeon dengan mini dress hijaunya.

“Hyorengi! Saengil chukkahamnida!” ucap Sunny sambil memeluk Hyoyeon. Sooyoung hanya terdiam.

“Gomawo, Sunny bunny ^^”

“Saengil chukkahamnida, Hyoyeon :)” ucap Sooyoung sambil menjabat tangan Hyoyeon.

“Gomawo, Sooyoung ^^”

“Saengil chukkahamnida, eonnie :D” ucap Sulli dan Amber bersamaan, lalu menjabat tangan Hyoyeon bergantian.

“Gomawo, Sulli. Gomawo, Amber :3”

“Cheonmaneyo :D”

“Hyoyeon, ini hadiah untukmu,” ucap Sunny senang sambil menyerahkan sebuah kotak berbungkus kado warna hijau.

“Waah… Gomawo, Sunny bunny,” ucap Hyoyeon sambil merangkul Sunny.

“Ini juga untukmu,” ucap Sooyoung datar sambil menyerahkan sebuah kotak yang berbungkus warna hijau juga.

“Waah… Gomawo… Kalian berdua kompakan yah, bungkus kadonya sama- sama hijau :D” ledek Hyoyeon. Sunny dan Sooyoung hanya diam. Tiba- tiba seorang yeojya bergaun hitam datang dan memeluk Hyoyeon dari belakang.

“Hyoyeon~ Saengil chukkahamnida, jagi,” ucap yeojya itu sambil mencium pipi Hyoyeon. Sunny tersentak kaget.

‘Mwo? Apa- apaan yeojya itu? Aku saja tak berani mencium pipi Hyorengi!’ gumamnya dalam hati.

“Hyo… Hyorengi… Itu siapa?” ucap Sunny dengan suara kecil.

“Oh iya yah, aku belum cerita padamu yah… Ini yeojya chingu ku, Nicole.”

Sunny POV

Mwo? Itu… Yeojya chingu Hyorengi… Nicole?

“Nicole imnida,” ucapnya ramah sambil membungkukkan badan.

“Sunny imnida…”

Air mata ini rasanya tak bisa ditahan lagi.

“Hyorengi, aku ke WC dulu yah…” ucapku.

“Hm? Ne Sunny ^^”

Aku pun berlari, tapi air mata ini telah menetes. Semua orang tak melihatnya. Tapi sialnya, Sooyoung mengejarku.

“Sunny, tunggu aku! Kyaaaaa~” teriak Sooyoung yang mengejarku, lalu tiba- tiba ia terjatuh.

Cih, dasar babo! Kenapa kau ikuti aku? Lebih baik kau pulang saja!

BRUK!

Aich! Siapa yeojya ini, kenapa ia menabrakku…

“Mianhae noona, eh, eonnie…” ucap yeojya itu pelan. Mwo? Apa katanya tadi? Noona? Segera kulihat wajah yeojya itu dan, dugaanku benar. Taemin. Yak, bagus. Kenapa dia harus ada di sini saat aku menangis? Pasti ini semua ulah Sungmin oppa. Tapi aku tak peduli. Kutabrak saja Taemin dan aku segera masuk ke WC yeoyja.

Sunny POV End

Sooyoung POV

Mwo? Apa tadi aku salah melihat? Ani, itu memang benar. Sunny menangis. Aku tahu, hatinya pasti hancur saat mendengar kalau Hyoyeon dan Nicole sudah jadian. Awalnya aku sempat lega, tapi aku merasa sangat berdosa karena melihat Sunny menangis. Sekarang yang harus kulakukan adalah mengejarnya dan menghiburnya. Tapi ia gesit sekali. Aku sampai terjatuh diantara kerumunan orang.

“Kyaaaaaaa~ Permisiiii~” teriakku pada segerombol orang yang menghalangi jalan. Lalu aku segera menghambur ke WC yeojya, dan benar saja. Sekarang Sunny sedang berada di depan wastafel, membasuh make up wajahnya yang sudah belepotan dengan air.

“Sun… Sunny…”

“Apa? Kau mau mengatai aku Gloomy lagi? Katakanlah sepuasmu!” bentak Sunny padaku.

“Aniyo, Sunny… Aku hanya…”

“Hanya apa?!” bentaknya lagi, “Kau hanya menyukai semua ini kan? Kamu menyukai jika aku selalu bersedih gara- gara Hyoyeon, lalu kau akan meruntuhkanku pelan- pelan dan merebut Hyoyeon dariku! Itu kan maumu! Katakanlah!” kali ini suranya pecah. Air mata mulai mengalir lagi. Aku merasa tak berguna sebagai seseorang yang amat mencintainya. Gara- gara tingkahku yang aneh, dia malah salah paham.

“Sunny, maksudku bukan seperti itu…”

“Ooh, bukan yah! Atau ini maksudmu, kau akan memisahkanku dan Hyoyeon agar kau bisa menyita perhatian Hyoyeon padaku, kan?” kali ini suaranya terdengar mengecam.

“Ani, Sunny…”

“Ya sudah, pergi sana. Aku tak ingin melihatmu lagi!” ucap Sunny sambil mendekat padaku, kemudian berlalu. Tapi aku tak bisa menahan rasa ini lagi…

Sooyoung POV End

Author POV

Saat Sunny melalui Sooyoung, tiba- tiba Sooyoung menarik Sunny dan merengkuhnya lembut.

“Sunny- ah… Mianhamnida… Aku telah menyusahkanmu. Mungkin aku memang jelek dan aneh, dan aku memang tak sesempurna Hyoyeon. Tapi aku tak akan sejahat itu padamu. Aku tak akan menghancurkan hatimu hingga berpuing- puing. Aku tak pernah menginginkan air mata pilu keluar dari mata indahmu. Aku hanya mencintaimu, itu saja…” air mata Sooyoung menetes, ia mulai terisak- isak. Sunny hanya diam tak bergeming.

“Aku… Aku… Hanya menginginkan1 hal… Aku tahu kalau aku memang tak pantas jadi yeojya chingu dari yeojya semanis kamu, tapi tolonglah… Anggaplah aku sebagai seseorang… Seorang teman yang selalu ada di saat kau susah, dan seorang teman yang selalu ada di saat kau butuh pertolongan, dan kalau kautak menginginkannya, kau tidak perlu menyeret diriku untuk menikmati kebahagiaanmu… Hiks… Hiks…” lanjut Sooyoung sambil tetap memeluk Sunny.

“Jadi… Begitu yah…” ucap Sunny. Tiba- tiba Sunny mengangkat tangannya ke atas. Sooyoung tahu, mungkin perbuatan lancangnya ini akan diganjar tamparan atau ditinggalkan seumur hidup oleh Sunny. Tapi dugaannya salah. Sunny malah meletakkan tangannya di bahu Sooyoung. Lalu Sunny mulai berbicara.

“Mianhae, Sooyoung- ah… Huwaaaaaaa….” tangis Sunny, “Mianhae karena aku selalu jahat padamu… Maafkan aku Sooyoung- ah… Maafkan aku…”

Sooyoung merasa sangat kaget. Dia mengira Sunny akan marah padanya, tapi malah kebalikannya, Sunny tidak marah. Bahkan ia membalas pelukan Sooyoung. Sooyoung pun mengelus kepala Sunny dengan lembut. Sooyoung pun mulai melepas pelukannya sedikit demi sedikit.

“Sooyoung- ah…”

“Hm? Wae, Sunny?”

“Aku… Aku sudah memikirkan hal ini sejak kemarin. Sekarang aku sadar… Bahwa… Aku suka padamu… Maukah kamu jadi… Yeojya chinguku?”

Sooyoung tersentak kaget. Ia tak mempercayai apa yang dikatakan Sunny barusan.

“Sunny, apa aku tak salah dengar? Kau bilang apa tadi?” tanya Sooyoung.

“Sooyoung, maukah kau jadi yeojya chinguku?” ucap Sunny sambil tersenyum. Tiba- tiba Sooyoung memeluk tubuh kecil Sunny erat- erat.

“Ah… Sooyoung… O///O”

“Ne! Tentu saja! Tentu saja aku mau menjadi pacar Sunny! Aku berjanji akan selalu menjaga Sunny selamanya!” ucap Sooyoung senang. Sooyoung pun melepas pelukannya. Lalu Sooyoung mencium dahi Sunny dan membersihkan wajah Sunny dengan tissue.

“Sooyoung~!” teriak Sunny sambil memukul Sooyoung pelan.

“Aww… Kenapa kau memukulku?” tanya Sooyoung bingung.

“Aku kan’ malu >///<”

“Hehehe… Mianhae (^^)7”

“Janji yah, kita akan bersama selamanya. Arraseyo?” ucap Sunny sambil mengacungkan jari kelingkingnya. Sooyoung pun tersenyum dan melingkarkan jari telunjuknya di jari telunjuk Sunny.

“Janji! Eh, tapi… Kenapa kau selalu marah padaku saat aku melakukan kesalahan sedikiit saja O.O” ucap Sooyoung bingung. Sunny hanya tertawa kecil.

“Itu karena… Aku selalu memperhatikan apapun yang kau lakukan, Soo! ^^” ucap Sunny sambil tertawa riang.

THE END

First SooSun FF COMPLETED! *author nari2 gaje- abaikan*

Mianhae kalau banyak kesalahan, baik itu miss typo, ending nggak jelas, atau apalah…

Mohon kritik dan sarannya yah, usahakan DON’T BE A SILENT READER, chingu ^^

Dan 1 lagi, disini NO BASHING, ok? Jadi kalau nggak suka, yah nggak usah baca ^^

Gomapta~ ^^

Sampai jumpa dalam karya saya yang berikutnya 😀